"Dalam mitologi Yunani, para Moirai tidak pernah digambarkan hanya bermata satu utuk semua," ungkap Cierra Tolentino dalam The Fates: Greek Goddesses of Destiny yang dimuat laman History Cooperative.
"Sebaliknya, karakter seperti itu sebenarnya adalah Graeae, atau Grey Sisters, putri dewa laut purba Phorcys dan Ceto."
Graeae, yang bernama Deino, Enyo, dan Pemphredo, memang terkenal berbagi satu mata dan satu gigi di antara mereka. Mereka sering digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kebijaksanaan luar biasa, meskipun fisik mereka sangat menyeramkan.
Dalam mitos Perseus, Graeae memainkan peran penting dengan memberi tahu pahlawan tersebut mengenai lokasi Medusa setelah ia mencuri mata mereka.
Kisah ini mencerminkan keyakinan Yunani kuno bahwa kebijaksanaan sering kali diasosiasikan dengan kebutaan fisik.
"Meski demikian, mitos Graeae dan Moirai adalah dua hal yang berbeda. Para Moirai tetap menjadi simbol takdir yang tidak bisa dihindari, sedangkan Graeae melambangkan peran pengetahuan dalam menghadapi tantangan kehidupan," papar Tolentino.
"Ketiga Dewi Takdir Yunani, atau Moirai, memiliki peran unik sebagai pengatur nasib dalam kehidupan manusia. Mereka bertanggung jawab atas setiap garis kelahiran, kehidupan, dan kematian."
Kekuatan mereka begitu besar sehingga pengaruhnya tercermin dalam karya sastra seperti Dionysiaca karya Nonnus dari Panopolis, yang menggambarkan bagaimana Moirai memintal "semua hal pahit" menjadi benang kehidupan manusia. Dalam kata-kata Nonnus yang penuh makna: “Semua yang lahir dari rahim manusia pada hakikatnya adalah budak Moira.”
Berbeda dari dewa-dewi Yunani lainnya, nama-nama para Dewi Takdir dengan jelas mencerminkan peran mereka. Clotho, Lachesis, dan Atropos menjalankan tugas mereka dengan tatanan yang sempurna, menjaga keseimbangan alam semesta melalui benang kehidupan yang mereka ciptakan, ukur, dan potong.
Takdir manusia, baik yang manis maupun pahit, sepenuhnya berada di tangan mereka. Saat seorang anak lahir, para Moirai segera menentukan nasib hidupnya dalam tiga hari pertama. Pada saat yang sama, dewi kelahiran Eileithyia hadir untuk memastikan kelahiran berjalan dengan baik.
Baca Juga: Monster Bertangan 100: Simbol Kekuatan Liar dalam Mitologi Yunani
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR