Welsh tidak mengatakan apa pun kepada si teller bank meski kaget pegawai bank tersebut bisa berubah pikiran dengan tiba-tiba. Welsh hanya pergi begitu saja.
"Beberapa tahun kemudian, selama periode kemiskinan yang sama, saya sampai pada titik di mana saya bahkan tidak bisa berpura-pura menjadi kelas menengah atau atas. Dan kadang-kadang saya diusir karena, meskipun saya bersih, saya terlihat pucat, pakaian saya lusuh dan kacamata saya benar-benar dilakban," lanjut Welsh.
"Suatu kali seorang penjaga keamanan mengusir saya dari properti hotel tempat saya masuk untuk menggunakan telepon umum. Dalam kasus lain, saya diusir dari kampus Universitas Ottawa"
Namun, sejak kondisi perekonomian Welsh membaik dan ia kembali ke kelas menengah, ia tidak pernah mengalami situasi seperti itu lagi.
"Aneh sekali," katanya.
Jadi, menurut Welsh, hal terburuk tentang kemiskinan adalah cara Anda diperlakukan orang lain.
"Menurut pengalaman saya, tidak ada aturan yang lebih kuat lagi, yaitu semakin sedikit gaji yang Anda terima, misalnya, semakin buruk Anda akan diperlakukan di tempat kerja. Pelayan toko memperlakukan Anda dengan lebih buruk. Birokrat pemerintah sering kali tidak dapat menyembunyikan rasa jijik mereka. Dan seterusnya."
Keuntungannya, menurut Welsh lagi, adalah orang-orang menunjukkan siapa mereka sebenarnya. Orang langka yang memperlakukan Anda sama persis seperti mereka memperlakukan orang lain akan terungkap sebagai permata yang bersinar.
Khususnya teman-teman yang tetap bersama Anda bahkan saat Anda sedang terpuruk dan putus asa menunjukkan diri mereka sebagai teman sejati.
Teman-teman sejati ini jelas berbeda dengan orang-orang yang mengikuti aturan yang diberikan dalam begitu banyak buku pengembangan diri untuk memutus hubungan dengan teman-teman yang kurang sukses, dan dengan demikian mengungkapkan kebangkrutan moral mereka yang lengkap kepada dunia.
Saat Anda miskin, Anda akan belajar siapa yang benar-benar dapat Anda percayai, siapa yang benar-benar peduli dengan Anda, dan siapa saja manusia baik yang tidak akan menindas orang lain yang mereka anggap tidak dapat membalasnya.
Itu mengubah cara Anda memandang orang.
"Anehnya, sebelum saya miskin, saya pikir hampir semua orang adalah sampah (saya adalah seorang remaja yang sinis)," tulis Welsh.
"Menjadi miskin meyakinkan saya bahwa ada beberapa orang yang benar-benar baik di dunia ini -- orang yang akan membantu Anda, bersikap baik kepada Anda, atau sekadar memperlakukan Anda dengan hormat, bahkan ketika tidak ada untungnya bagi mereka."
Dalam keburukan dan kekurangan, selalu ada keindahan dan kebaikan yang jauh lebih nyata. Selalu ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik.
Source | : | The Washington Post,Huff Post |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR