Kaligrafi yang rumit dan ornamen yang indah pada setiap halamannya tidak hanya mencerminkan keterampilan para pengrajin masa lalu, tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai estetika dan spiritual yang dianut oleh masyarakat Islam pada masa itu.
Selama beberapa dekade, Al-Qur'an Biru telah menjadi pusat perhatian para ahli. Namun, baru pada tahun 1970-an, ketika beberapa halamannya dipamerkan di London, manuskrip ini benar-benar menarik perhatian dunia.
Kini, dengan pembukaan Galeri Through Our Connections di Museum Nasional Zayed, halaman-halaman yang baru saja dipugar akan kembali dipamerkan, memberikan kesempatan kepada publik untuk lebih dekat mengagumi keajaiban karya seni ini.
Al-Qur'an Biru bukan hanya sekadar objek seni, tetapi juga sebuah artefak yang sarat dengan makna. Para ahli telah melakukan penelitian mendalam untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi di balik setiap goresan pena.
Melalui studi terbaru ini, para peneliti berharap dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan seni kaligrafi Islam, serta nilai-nilai intelektual dan spiritual yang dianut oleh masyarakat Islam pada masa lalu.
KOMENTAR