Nationalgeographic.co.id—Para ahli di Museum Nasional Zayed, Uni Emirat Arab, berhasil mengungkap lapisan sejarah yang tersembunyi di dalam Blue Quran (Al-Qur'an Biru), salah satu manuskrip Islam paling berharga di dunia.
Melalui penggunaan teknologi pencitraan multispektral yang canggih, para peneliti telah berhasil mengungkap koreksi-koreksi kaligrafi yang dilakukan oleh penyalin aslinya, sebuah tindakan yang menunjukkan tingkat ketelitian yang luar biasa terhadap akurasi teks suci pada masa awal Islam.
Tersembunyi di balik hiasan daun yang indah pada salah satu halaman Al-Qur'an Biru, terdapat kesalahan penulisan pada beberapa ayat dari Surah An-Nisa.
Namun, yang lebih mengagumkan adalah upaya cerdik sang penyalin untuk memperbaiki kesalahan tersebut tanpa merusak keseluruhan estetika manuskrip. Dengan menggunakan teknik yang sangat halus, ia berhasil menutupi kesalahan penulisan sehingga tidak mudah terdeteksi oleh mata telanjang.
Penemuan ini merupakan sebuah peristiwa yang sangat langka dalam dunia studi manuskrip Islam, demikian tulis Turkiye Today.
Koreksi kaligrafi semacam ini jarang sekali ditemukan pada manuskrip-manuskrip dari periode yang sama, sehingga memberikan kita jendela pandang yang unik ke dalam praktik-praktik penulisan dan penyebaran Al-Qur'an pada masa awal Islam.
Harta karun tak ternilai
Al-Qur'an Biru hadir sebagai sebuah harta karun tak ternilai dari masa lalu. Diperkirakan telah dibuat pada peralihan abad ke-9 menuju abad ke-10 Masehi, manuskrip ini merupakan sebuah saksi bisu kemegahan seni kaligrafi Islam pada zamannya.
Karya agung ini, yang dipercaya berasal dari kota Kairouan di Tunisia, menonjolkan keindahan estetika yang luar biasa. Tinta biru nila yang khas, dipadukan dengan kilauan emas dan perak pada perkamen domba, menciptakan harmoni visual yang memukau.
Meski awalnya terdiri dari sekitar 600 halaman, sayangnya, hanya sekitar 100 halaman yang berhasil bertahan hingga era modern. Lima di antaranya kini menjadi koleksi berharga di Museum Nasional Zayed, menyoroti pentingnya manuskrip ini dalam sejarah peradaban Islam.
Penemuan Al-Qur'an Biru sendiri diakui telah membuka jendela baru bagi para sejarawan seni dan ilmuwan untuk mengintip lebih dalam ke dunia Islam abad pertengahan.
Baca Juga: Sejarah Al Quran Kuno di Birmingham Terungkap!
Kaligrafi yang rumit dan ornamen yang indah pada setiap halamannya tidak hanya mencerminkan keterampilan para pengrajin masa lalu, tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai estetika dan spiritual yang dianut oleh masyarakat Islam pada masa itu.
Selama beberapa dekade, Al-Qur'an Biru telah menjadi pusat perhatian para ahli. Namun, baru pada tahun 1970-an, ketika beberapa halamannya dipamerkan di London, manuskrip ini benar-benar menarik perhatian dunia.
Kini, dengan pembukaan Galeri Through Our Connections di Museum Nasional Zayed, halaman-halaman yang baru saja dipugar akan kembali dipamerkan, memberikan kesempatan kepada publik untuk lebih dekat mengagumi keajaiban karya seni ini.
Al-Qur'an Biru bukan hanya sekadar objek seni, tetapi juga sebuah artefak yang sarat dengan makna. Para ahli telah melakukan penelitian mendalam untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi di balik setiap goresan pena.
Melalui studi terbaru ini, para peneliti berharap dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan seni kaligrafi Islam, serta nilai-nilai intelektual dan spiritual yang dianut oleh masyarakat Islam pada masa lalu.
KOMENTAR