Mereka diizinkan tinggal bersama keluarga mereka dan menjalankan agama mereka, meskipun selalu diawasi oleh warga Sparta yang bebas. Beberapa helot bahkan dapat mengumpulkan kekayaan kecil. Jika beruntung, mereka dapat membeli kebebasan mereka dengan hasil kerja keras tersebut.
Meskipun ada peluang kecil untuk meningkatkan kehidupan mereka, mayoritas helot hidup dalam kondisi yang keras dan tertekan.
Praktik-praktik brutal Bangsa Sparta menunjukkan betapa kejamnya sistem sosial yang dirancang untuk menjaga stabilitas dan memastikan dominasi penuh warga Sparta atas populasi yang jauh lebih besar dari mereka.
Pemberontakan Helot
Tidak mengherankan bahwa Bangsa Sparta hidup dalam ketakutan yang terus-menerus akan pemberontakan helot. Ketakutan ini kemungkinan besar menjadi salah satu alasan mengapa budaya militeristik mereka begitu dominan.
Bangsa Sparta dikenal di dunia kuno karena ketangguhan dan kekuatan fisik mereka, yang sebagian besar dikembangkan untuk menghadapi ancaman dari dalam, termasuk potensi pemberontakan.
Pemberontakan besar helot benar-benar pernah terjadi, memperkuat paranoia Bangsa Sparta terhadap kemungkinan revolusi besar-besaran. Pemberontakan ini tercatat terjadi pada abad ke-7 SM dan setelah gempa bumi dahsyat pada tahun 464 SM, yang melemahkan Sparta dan memberi kesempatan bagi helot untuk bangkit melawan.
Ketergantungan Bangsa Sparta pada populasi besar helot untuk mendukung gaya hidup mereka adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, helot menyediakan tenaga kerja yang memungkinkan warga Sparta fokus pada pelatihan militer.
Namun, di sisi lain, jumlah helot yang jauh lebih besar dari warga bebas menjadikan mereka ancaman konstan. Musuh-musuh Sparta sering kali memanfaatkan potensi pemberontakan helot untuk menciptakan kekacauan internal, melemahkan moral, dan merusak organisasi Bangsa Sparta selama masa perang.
Meskipun sistem perbudakan helot bertahan selama berabad-abad, pada akhirnya sistem ini runtuh karena serangkaian peristiwa sejarah. Runtuhnya sistem helot menjadi salah satu faktor utama yang mempercepat penurunan kekuatan dan kejayaan Sparta pada abad ke-2 SM.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR