Biocrust ini bervariasi bentuknya. Mulai dari jaringan bakteri tipis setebal beberapa milimeter hingga lapisan lumut dan lumut kerak yang lebih tebal setinggi beberapa sentimeter.
Ilmuwan tanah Bo Xiao dan timnya dari Universitas Pertanian Tiongkok melakukan penelitian untuk menyelidiki peran biocrust dalam melestarikan Tembok Besar.
Penelitian mengungkapkan bahwa biocrust menutupi lebih dari dua pertiga permukaan Tembok Besar di area yang mereka periksa. Biocrust tersebut sebagian besar terdiri dari lumut atau sianobakteri.
Dengan membandingkan sifat fisik tanah padat yang ditutupi biocrust dengan tanah kosong yang bebas biocrust, mereka membuat penemuan penting.
Penelitian tersebut menemukan bahwa tanah padat yang ditutupi biocrust kurang berpori dan menunjukkan kekuatan geser dan kekuatan tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian yang tidak tertutup.
Sifat-sifat ini membantu melindungi Tembok Besar dari degradasi dengan mengurangi erosi angin. Juga mencegah infiltrasi air dan garam, dan meningkatkan stabilitas keseluruhan tanah padat.
Biocrust yang lebih tebal yang didominasi oleh lumut memberikan perlindungan lebih baik daripada yang lebih tipis yang didominasi oleh sianobakteri. Bettina Weber, seorang ahli ekologi di Universitas Graz, memuji penelitian tersebut.
Menurutnya, penelitian itu mengeksplorasi apakah efek perlindungan biocrust dapat meluas ke situs warisan budaya. Hal ini menunjukkan bahwa temuan mereka dapat membuka jalan untuk mengintegrasikan penelitian biocrust ke dalam berbagai bidang ilmiah.
Menariknya, penelitian ini menantang kepercayaan umum dalam konservasi warisan bahwa pertumbuhan tanaman berbahaya bagi bangunan atau situs arkeologi.
Matthew Bowker, penulis penelitian, menjelaskan bahwa ketakutan terhadap pertumbuhan tanaman terutama berasal dari potensi kerusakan yang disebabkan oleh sistem akar. Dan akar tidak dimiliki biocrust.
Namun, terlepas dari kemampuan perlindungannya, biocrust menghadapi ancamannya sendiri. Penelitian terbaru memperingatkan bahwa perubahan iklim dan penggunaan lahan yang intensif dapat menyebabkan banyak biocrust menghilang. Pada akhirnya akan menghilangkan manfaat perlindungannya.
Baca Juga: Beragam Fakta Unik Sejarah Tembok Besar Tiongkok yang Fenomenal
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR