Hilangnya biocrust ini dapat berdampak buruk bagi Tembok Besar. Terutama dengan meningkatnya suhu yang mendukung kerak sianobakteri yang lebih tipis yang membutuhkan lebih sedikit air.
Upaya untuk memulihkan biocrust yang rusak atau berkurang masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Laboratorium di seluruh dunia tengah menjajaki kemungkinan untuk merangsang pertumbuhan kembali biocrust.
Namun, memahami kerangka waktu yang dibutuhkan berbagai jenis untuk tumbuh subur di berbagai iklim dan tingkat gangguan tetap menjadi tantangan. Estimasi pemulihan biocrust berkisar dari tahun hingga abad.
Nichole Barger menyarankan bahwa membudidayakan biocrust di Tembok Besar bisa lebih mudah dikelola. Hal ini dibandingkan dengan jika ilmuwan mencoba memulihkan biocrust di bentang alam yang luas.
Tembok Besar adalah simbol budaya Tiongkok dan peradaban Tiongkok. Oleh karena itu, menemukan cara yang efektif untuk melestarikan situs ini bagi generasi mendatang adalah suatu keharusan.
Seiring dengan penelitian yang mendalam terhadap potensi perlindungan organisme kecil ini, Tembok Besar Tiongkok mungkin akan tetap berdiri tegak. “Tidak hanya sebagai bukti rekayasa kuno tetapi juga ketahanan pelindung alam yang tidak diduga-duga,” ungkap Shavit.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR