Menjelang pertempuran, Gorgo menyadari bahwa kematian Leonidas dalam perang adalah hal yang hampir pasti. Ia pernah bertanya apa yang harus ia lakukan setelah kepergiannya.
Leonidas menjawab dengan bijaksana, “Menikahlah dengan pria baik dan lahirkan anak-anak yang baik.”
Jawaban ini menunjukkan sikap pragmatis dalam budaya Sparta, yang menghargai keberlanjutan keturunan dan kekuatan keluarga.
Sejarawan Yunani kuno, Plutarkhos, dalam karyanya Laconian Quotes, mencatat beberapa pernyataan Gorgo yang memperlihatkan kepribadiannya yang kuat dan bijaksana.
Salah satu pernyataannya mengacu pada dugaan masalah kecanduan alkohol ayahnya, Cleomenes. Gorgo memperingatkan bahwa “Semakin banyak anggur yang diminum seseorang, semakin boros dan rusak moralnya.”
Dalam kisah lain, seorang asing menawarkan kostum mewah yang dihiasi banyak ornamen kepada Gorgo. Ia menolaknya dengan tegas, mengatakan, “Pergi dari sini! Kau bahkan tidak pantas melakukan apa yang dilakukan wanita.”
Ucapan ini mencerminkan pandangan masyarakat Sparta yang menghina materialisme serta memperlihatkan penolakan terhadap kemewahan yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai kesederhanaan dan ketangguhan mereka.
Gorgo, melalui tindakan dan kata-katanya, menunjukkan kekuatan, kecerdasan, dan dedikasi terhadap nilai-nilai Spartan, menjadikannya salah satu tokoh wanita paling berpengaruh dalam sejarah Yunani kuno.
Warisan Gorgo dalam Sejarah Sparta
Sekitar lima belas tahun setelah insiden antara Cleomenes dan Aristagoras, ketika ayahnya telah tiada, Ratu Gorgo memainkan peran penting dalam sejarah Sparta dan Yunani.
Pada masa itu, ia telah menikah dengan Leonidas, saudara tiri ayahnya sekaligus penerusnya, dan mereka memiliki seorang putra bernama Pleistarchus, yang kelak menjadi raja Sparta.
Suatu hari, seorang utusan tiba di Sparta membawa dua tablet kayu yang tampak kosong, ditutupi lilin, dan dilipat bersama. Tidak ada seorang pun yang bisa memahami maksud pesan tersembunyi tersebut, kecuali Gorgo.
Ia menyarankan agar lilin di tablet itu dikikis untuk mengungkap tulisan pada kayunya. Saran ini terbukti benar. Pesan itu ternyata berasal dari mantan raja yang diasingkan, Demaratus, yang memperingatkan Sparta tentang rencana kampanye Xerxes yang akan datang melawan Yunani.
Peristiwa ini menunjukkan kecerdasan dan ketajaman intuisi Gorgo. Selain itu, ini mencerminkan perannya yang aktif dalam urusan publik, sebuah hak istimewa yang biasanya hanya dimiliki pria di sebagian besar kota Yunani lainnya.
Gorgo adalah perwujudan sempurna wanita Sparta ideal: kuat, cerdas, dan berpengaruh. Ia juga menunjukkan bahwa seorang wanita dapat terlibat dalam etos sipil dan militer negara secara mendalam.
Wanita Sparta dikenal atas kemandirian, pendidikan, dan kemampuan mereka untuk memengaruhi kehidupan publik, dan Gorgo adalah contoh terbaik dari nilai-nilai ini.
Salah satu kutipan terkenal yang dikaitkan dengan Gorgo memperlihatkan kecerdasannya. Ketika seorang wanita dari Attika bertanya mengapa hanya wanita Sparta yang mampu mengatur pria, Gorgo dengan tajam menjawab, “Karena kami satu-satunya yang melahirkan pria sejati.”
Melalui tindakan dan ucapannya, Gorgo meninggalkan warisan yang berharga dalam sejarah Sparta. Ia menjadi simbol kekuatan, kebijaksanaan, dan pengaruh wanita dalam masyarakat Yunani kuno, membuktikan bahwa perannya jauh melampaui tradisi domestik yang biasanya dibatasi untuk wanita pada masanya.
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR