Pendekatan vegetatif ini antara lain mencakup penanaman pohon. Praktik urban farming dan pembagian bibit tanaman ini adalah contoh upaya baik dalam pendekatan vegetatif tersebut.
Kota Semarang hari ini sedang menghadapi ancaman penurunan muka tanah, kenaikan air laut, abrasi pesisir, dan banjir. Menurut Rini, praktik urban farming di Kampung Nglarang, Gunungpati, yang lokasinya lebih tinggi daripada area pusat kota, bisa turut membantu dalam mitigasi ancaman lingkungan tersebut.
"Gunungpati masuk wilayah konservasi," ujar Rini. Artinya, seiring dengan laju pembangunan yang meningkat, penggunaan lahan di wilayah ini harus tetap dikendalikan.
"Kalau semua nanti tertutupi dengan semen, airnya lari ke mana? Ke pusat kota Semarang, jadi banjir," jelas Rini. "Kemudian air tidak terserap ke dalam tanah. Ketika musim kemarau, kita jadi kesulitan air. Apalagi Kota Semarang kan banyak bergantung dengan hulunya, daerah di atasnya."
Jadi, menurut Rini, dalam melestarikan lingkungan Kota Semarang, kita harus memperhatikan setiap bagian wilayahnya. Mulai dari bagian hulu, tengah, hingga hilir.
Penyuluh Kehutanan Mahir Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Mohamad Djudi, juga turut menegaskan bahwa urban farming penting untuk meningkatkan penyerapan air dalam tanah. "Tanaman buah itu," ujarnya, "buahnya untuk ketahanan pangan, sedangkan akarnya di dalam tanah untuk ketahanan air."
Division Head CSR PGN, Krisdyan Widagdo Adhi, berharap penanaman bibit pohon buah ini bisa bermanfaat. "Kalau dari sisi lingkungan, pasti penanaman pohon ini mengurangi polusi. Kemudian juga menjaga debit air," ucap Dodo, sapaan Widagdo.
Selain itu, ia juga berharap pohon-pohon buah ini kelak bisa meningkatkan perekonomian warga. "Kalau panen durian, kan menambah penghasilan warga," ujarnya mencontohkan.
Editor in Chief National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim, lebih lanjut berharap kegiatan urban farming di Kampung Nglarang bisa dijadikan sebagai "sebuah branding". "Misalkan kampung ini di-branding jadi kampung wisata bibit atau kampung edukasi urban farming," kata Didi.
Harapannya, dengan branding tersebut, Kampung Nglarang bisa memancing daya tarik pengunjung untuk melakukan kegiatan ekowisata dan eduwisata. Dan harapan akhirnya, kegiatan urban farming yang dilakukan di Kampung Nglarang ini bisa diikuti oleh banyak orang.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR