Belati yang Luar Biasa
“Belati itu benar-benar senjata yang dibuat dengan sangat indah,” ujar Vuckovic. Dimaksudkan untuk mencerminkan kekuatan kekaisaran Ottoman, senjata ini menonjol karena penampilan dan seninya yang benar-benar tak tertandingi.
Berukuran sekitar 35 sentimeter panjangnya, senjata ini memiliki bilah melengkung bermata tunggal yang ditempa dari baja berkualitas tinggi. Jenis belati ini dikenal sebagai jambiya, yang berasal dari Yaman. Gagang belati dihiasi dengan indah dan bertatahkan zamrud Kolombia yang berkilauan, masing-masing seukuran telur burung puyuh. Zamrud tersebut juga merupakan pertunjukan kekuatan Ottoman. Pasalnya, zamrud itu dengan jelas menunjukkan bahwa Kekaisaran Ottoman memiliki akses ke batu permata yang langka dan sangat berharga.
Di gagang belati terdapat jam Inggris yang mewah, ditutupi oleh zamrud lainnya. Jam itu memungkinkan pemakai belati untuk mengamati waktu sambil mengenakannya di tubuhnya.
Sarung belati juga tidak kalah mewahnya. Terbuat dari emas dan bertatahkan berlian, rubi, dan batu-batu berharga lainnya, ini jelas mencerminkan keterampilan para perajin perhiasan Ottoman. Motif bunga dan arabesque yang rumit yang diukir di sarungnya mencerminkan preferensi estetika istana Ottoman. Motif itu memadukan pengaruh dari tradisi Persia, Arab, dan Bizantium.
Banyak permata berwarna hijau. Secara tradisional warna tersebut dianggap berkaitan dengan konsep surga. Ketika hadiah diresapi dengan warna ini, hadiah tersebut memiliki makna khusus bagi mereka yang menerimanya. “Hadiah itu membawa makna sakral dan niat baik dari si pemberi,” ungkap Vuckovic.
Otoritas, status, kekuasaan yang tak terkekang
Seperti banyak artefak sejenisnya, belati Topkapi lebih dari sekadar senjata, tetapi juga simbol otoritas dan status. Dalam tradisi para penguasa Kekaisaran Ottoman, belati yang dibuat dengan sangat indah yang diberikan sebagai hadiah memiliki makna khusus.
Belati memiliki makna simbolis, dan memperkuat kekuasaan dan otoritas. Belati sering dikirim sebagai hadiah untuk mempererat hubungan dan memperkuat ikatan diplomatik. Dengan memberikannya kepada Nader Shah, Sultan Mahmud si Bungkuk bermaksud untuk mengakui kekuasaan dan kepentingannya, sekaligus menegaskan kekuasaannya sendiri.
Namun, sayang, belati tersebut tidak pernah diberikan kepada sang shah, yang dibunuh secara brutal pada tahun ke-11 masa pemerintahannya. Setelah dikembalikan ke Istanbul, belati tersebut tetap berada di perbendaharaan istana kekaisaran sejak saat itu.
Saat ini, belati tersebut merupakan salah satu pameran paling berharga di Museum Istana Topkapi, dan nilainya tak terkira. Kita hanya bisa membayangkan betapa mahalnya biaya pembuatannya pada tahun 1746. Hal itu benar-benar menunjukkan betapa kayanya para Sultan Ottoman sebenarnya.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR