Dengan kebakaran Amazon yang terus berlanjut, hasil ini bukan pertanda baik. Kebakaran tersebut membabat area seluas 12 kali ukuran Kota New York.
“Saya khawatir tentang apa yang akan terjadi dengan penularan setelah berakhirnya kebakaran,” kata MacDonald.
Sulit untuk menggeneralisasi ekologi nyamuk, yang bervariasi tergantung pada spesies dan wilayah, tegas Vittor.
Di Afrika, penelitian menemukan sedikit hubungan antara malaria dan penggundulan hutan. Mungkin karena spesies nyamuk di sana suka berkembang biak di perairan yang terkena sinar matahari.
Selain itu, mereka lebih menyukai lahan pertanian terbuka daripada area hutan yang teduh. Namun di Sabah, wabah malaria juga terjadi bersamaan dengan pembukaan hutan untuk kelapa sawit dan perkebunan lainnya.
Demam dari hutan
Nyamuk bukan satu-satunya hewan yang dapat menularkan penyakit mematikan kepada manusia. Faktanya, 60 persen penyakit menular baru yang muncul pada manusia ditularkan oleh berbagai hewan lain. Sebagian besar dari mereka adalah satwa liar.
“Termasuk HIV, Ebola, dan Nipah, yang semuanya berasal dari hewan penghuni hutan,” ujar Zimmer.
Hampir satu dari tiga wabah penyakit baru dan yang sedang berkembang terkait dengan perubahan penggunaan lahan seperti penggundulan hutan. Hal ini diungkap oleh peneliti di Ecohealth Alliance.
Banyak virus hidup tanpa membahayakan hewan inangnya di hutan, karena hewan tersebut telah berevolusi bersama mereka. Namun, manusia dapat menjadi inang patogen tanpa disadari saat mereka memasuki atau mengubah habitat hutan.
“Kita benar-benar mengubah struktur hutan,” kata Carlos Zambrana-Torrelio, seorang ahli ekologi penyakit di Ecohealth Alliance.
Baca Juga: Benarkah Kelapa Sawit Bisa Gantikan Fungsi Pohon yang Ditebang di Hutan?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR