Daya tarik yang mematikan
Penyakit juga dapat terjadi saat habitat baru menarik spesies pembawa penyakit keluar dari hutan.
Misalnya, di Liberia, pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit menarik gerombolan tikus yang biasanya tinggal di hutan. Tikus terpikat ke sana oleh banyaknya buah kelapa sawit di sekitar perkebunan dan permukiman.
Manusia dapat tertular virus Lassa saat bersentuhan dengan makanan atau benda yang terkontaminasi feses atau urine tikus pembawa virus. Cairan tubuh orang yang terinfeksi pun dapat menulari.
Pada manusia, virus tersebut menyebabkan demam berdarah—jenis penyakit yang sama yang dipicu oleh virus Ebola. Di Liberia, virus tersebut menewaskan 36 persen orang yang terinfeksi.
Hewan pengerat pembawa virus juga telah terlihat di daerah hutan gundul di Panama, Bolivia, dan Brasil.
Proses semacam itu tidak terbatas pada penyakit tropis. Penelitian MacDonald mengungkap hubungan yang aneh antara penggundulan hutan dan penyakit Lyme di Amerika Serikat bagian Timur Laut.
Borrelia burgdorferi, bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme—ditularkan oleh kutu yang bergantung pada rusa penghuni hutan untuk berkembang biak dan memperoleh cukup darah untuk bertahan hidup. Namun, bakteri tersebut juga ditemukan pada tikus berkaki putih, yang kebetulan tumbuh subur di hutan yang terfragmentasi oleh pemukiman manusia, kata MacDonald.
Penularan penyakit menular ke manusia lebih mungkin terjadi di daerah tropis karena keanekaragaman satwa liar dan patogen secara keseluruhan lebih tinggi, tambahnya. Di sana, sejumlah penyakit yang ditularkan oleh berbagai hewan—mulai dari serangga penghisap darah hingga siput—telah dikaitkan dengan penggundulan hutan.
Selain penyakit yang diketahui, para ilmuwan khawatir bahwa sejumlah penyakit mematikan yang belum diketahui masih mengintai di hutan yang dapat terpapar saat manusia merambah lebih jauh.
Zambrana-Torrelio mencatat bahwa kemungkinan penularan ke manusia dapat meningkat saat iklim menghangat. Iklim hangat mendorong hewan, bersama dengan virus yang mereka bawa, ke wilayah yang sebelumnya tidak pernah mereka kunjungi.
Penyakit tersebut mungkin tetap terbatas di pinggiran hutan. Atau mereka mendapatkan pijakan pada manusia. Apapun itu, penyakit tersebut melepaskan potensi pandemi, tergantung pada penularannya, kata Vittor. Beberapa virus, seperti Ebola atau Nipah, dapat ditularkan langsung antarmanusia. Secara teoritis, virus tersebut bisa menyebar ke seluruh dunia selama masih ada manusia.
Virus Zika, ditemukan di hutan Uganda pada abad ke-20, dapat menyebar ke seluruh dunia dan menginfeksi jutaan orang. Pasalnya, virus tersebut menemukan inangnya dalam bentuk Aedes aegpti, nyamuk yang berkembang biak di daerah perkotaan.
“Saya tidak ingin membayangkan bahwa patogen lain atau beberapa patogen lainnya dapat melakukan hal seperti itu. Namun akan bodoh jika tidak menganggapnya sebagai kemungkinan yang perlu dipersiapkan,” kata Vittor.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR