* Menunjukkan preferensi: Meminta makanan atau minuman favorit, atau bahkan mengutarakan keinginan terakhir.
"Luciditas terminal terkadang disebut sebagai 'pengumpulan tenaga akhir hayat' karena episode ini sering terjadi sesaat sebelum kematian seseorang – biasanya dalam beberapa jam atau hari sebelumnya," jelas Eleesha Lockett di laman healtline.
Penyebab terminal lucidity
Meski sering kali memberikan kenyamanan bagi keluarga dan teman-teman, fenomena terminal lucidity juga menghadirkan sejumlah pertanyaan mendasar tentang fungsi otak dan proses kematian.
Hingga saat ini, para ahli masih belum dapat memberikan penjelasan yang pasti mengenai penyebab terjadinya terminal lucidity. Bahkan, banyak di antara mereka yang menganggap fenomena ini sebagai sebuah paradoks.
Bagaimana mungkin seseorang yang sebelumnya mengalami penurunan kognitif yang signifikan, seperti pada kasus demensia, tiba-tiba dapat menjadi sangat sadar dan komunikatif?
Beberapa teori telah diajukan untuk mencoba menjelaskan fenomena ini. Salah satu teori yang paling umum adalah adanya fluktuasi dalam fungsi otak tertentu pada saat-saat menjelang kematian. Perubahan-perubahan kimiawi dan fisiologis yang terjadi di dalam otak mungkin dapat memicu peningkatan sementara dalam kesadaran dan kognisi.
Teori lainnya berfokus pada perubahan-perubahan yang tidak dapat dijelaskan dalam otak dan tubuh yang terjadi menjelang kematian. Perubahan-perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi ingatan, perilaku, dan bahkan persepsi seseorang terhadap realitas.
"Pada akhirnya, diperlukan lebih banyak penelitian tentang luciditas terminal dan paradoksal sebelum kita dapat memahami dengan tepat apa yang mungkin menyebabkan fenomena ini," papar Lockett.
Seberapa umum terminal lucidity?
Meskipun sering digambarkan dalam film dan kisah nyata, frekuensi sebenarnya dari peristiwa ini masih belum dipahami secara menyeluruh. Kurangnya penelitian mendalam mengenai topik ini membuat kita sulit untuk memberikan angka pasti mengenai seberapa sering terminal lucidity terjadi.
Baca Juga: Mimpi Buruk Dapat Memprediksi Penurunan Kognitif dan Demensia
KOMENTAR