Nationalgeographic.co.id—Demensia, sebuah kondisi neurodegeneratif yang progresif, telah menjadi tantangan global yang signifikan.
Lebih dari 55 juta jiwa di seluruh dunia hidup dengan penyakit ini, yang ditandai dengan penurunan kemampuan kognitif yang drastis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah mengklasifikasikan demensia sebagai salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas.
Seiring perkembangan penyakit, penderita demensia seringkali mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, mengingat, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, dalam beberapa kasus, menjelang akhir hayat, terjadi fenomena yang menarik dan masih menjadi misteri bagi dunia medis: terminal lucidity.
Berikut ini, kita akan membahas seperti apa terminal lucidity, termasuk apa yang dikatakan penelitian tentang fenomena yang tidak dapat dijelaskan ini yang dapat terjadi beberapa hari atau jam sebelum kematian.
Apa itu terminal lucidity?
Terminal lucidity merupakan sebuah peristiwa yang menarik perhatian para ahli medis dan keluarga pasien.
Fenomena ini menggambarkan kondisi di mana seseorang yang sebelumnya mengalami penurunan fungsi kognitif yang signifikan, seperti pada tahap lanjut penyakit Alzheimer atau akibat stroke parah, tiba-tiba mengalami peningkatan kesadaran dan kemampuan kognitif yang mencolok.
Selama periode terminal lucidity ini, individu yang sebelumnya mungkin tidak dapat mengenali anggota keluarganya atau berkomunikasi dengan jelas, mendadak mampu melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan. Mereka dapat:
* Memperlihatkan kesadaran penuh: Mengenali orang-orang di sekitarnya, mengingat nama dan wajah dengan jelas.
* Berkomunikasi dengan baik: Melontarkan percakapan yang koheren, menjawab pertanyaan dengan tepat, dan bahkan bercerita tentang masa lalu.
* Melakukan aktivitas: Berdiri, berjalan, atau melakukan gerakan-gerakan yang sebelumnya tidak mungkin mereka lakukan.
Baca Juga: Menelisik Penyakit Demensia di Era Yunani Kuno dan Kekaisaran Romawi
KOMENTAR