Beberapa studi telah mencoba menguak misteri ini. Sebuah penelitian pada tahun 2018 yang meneliti laporan kematian di sebuah rumah sakit pendidikan menemukan hanya 6 dari 338 kasus kematian yang menunjukkan tanda-tanda terminal lucidity.
Menariknya, semua pasien yang mengalami luciditas ini meninggal dunia dalam kurun waktu sembilan hari setelah episode tersebut terjadi.
Penelitian terbaru pada tahun 2023 memberikan sedikit pencerahan, meskipun dengan fokus yang sedikit berbeda. Studi ini meneliti apa yang disebut sebagai "paradoxical lucidity", yaitu peningkatan kesadaran yang tidak terduga pada pasien dengan penyakit degeneratif.
Dari 33 tenaga medis yang diwawancarai, sebanyak 73% melaporkan pernah menyaksikan episode luciditas paradoksal.
Meskipun tidak semua episode ini dapat dikategorikan sebagai terminal lucidity, beberapa laporan menunjukkan bahwa pasien meninggal dunia dalam waktu singkat setelah mengalami peningkatan kesadaran tersebut. Sekitar 22,2% pasien meninggal dalam waktu tiga hari, dan 14,8% lainnya meninggal dalam waktu tiga bulan.
Memaksimalkan momen terminal lucidity
Terminal lucidity seringkali menjadi pengalaman yang sangat emosional dan tak terduga. Studi terbaru pada tahun 2023 menunjukkan bahwa momen ini bisa berlangsung mulai dari setengah jam hingga beberapa hari. Bagi keluarga dan orang terdekat, kembalinya kesadaran ini bisa menjadi kejutan yang menggembirakan sekaligus membingungkan.
Meskipun 72% perawat memiliki pandangan positif terhadap terminal lucidity, 17% lainnya merasa tertekan dengan pengalaman ini. Hal ini menunjukkan kompleksitas emosi yang menyertai fenomena tersebut.
Ketika seseorang yang kita sayangi mengalami terminal lucidity, penting untuk memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Momen ini adalah kesempatan langka untuk terhubung kembali, berbagi kenangan, atau sekadar menikmati kehadiran mereka. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
* Bernostalgia: Ajaklah mereka bercerita tentang masa lalu, kenangan indah, atau mimpi-mimpi yang belum tercapai.
* Berbagi musik: Putarkan musik favorit mereka atau lagu-lagu yang memiliki makna khusus bagi kalian berdua.
* Menikmati makanan kesukaan: Sajikan makanan atau minuman yang mereka sukai sebagai bentuk perhatian terakhir.
Selain fokus pada momen saat ini, ada baiknya juga mempersiapkan hal-hal yang bersifat administratif. Jika ada pertanyaan mengenai wasiat, pemakaman, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kepergian mereka, sebaiknya diselesaikan sebelum momen luciditas tiba. Dengan begitu, Anda dapat lebih fokus memberikan kenyamanan dan dukungan emosional.
Membuat daftar kontak darurat juga sangat berguna. Jika ada keluarga atau teman yang tinggal jauh, Anda bisa dengan mudah menghubungi mereka melalui panggilan video agar mereka dapat berinteraksi langsung dengan orang yang sakit.
Jika orang yang Anda cintai sedang mendekati akhir hayat dengan kondisi seperti demensia, pertimbangkan untuk meminta tim perawatan mereka untuk menyediakan sumber daya dan pendidikan tentang akhir hayat.
"Dengan dukungan yang tepat, Anda dapat memastikan bahwa transisi tersebut berlangsung sehormat dan senyaman mungkin bagi orang yang Anda cintai," pungkas Lockett.
KOMENTAR