Pada zaman klasik, gagasan tentang perempuan yang tinggal di dalam rumah selalu dinilai positif dan, lebih sering daripada tidak, direpresentasikan sebagai sebuah cita-cita.
Alasan rasional untuk pembagian kerja yang sesuai diberikan terutama oleh para penulis risalah ekonomi yang berkecimpung dalam pengelolaan rumah tangga orang-orang kaya.
Menurut penulis buku pseudo-Aristotelian Oikonomikos, "para dewa telah menciptakan satu jenis kelamin (perempuan) hanya cocok untuk gaya hidup 'duduk' tetapi terlalu lemah untuk kegiatan di luar ruangan, sementara jenis kelamin lainnya (laki-laki) kurang cocok untuk pekerjaan rumah tangga tetapi cukup kuat untuk pekerjaan yang membutuhkan gerakan."
Filsuf Yunani kuno Aristoteles mencatat dalam karyanya Politics, "Ada tugas yang berbeda dalam rumah tangga untuk laki-laki dan perempuan: yang pertama memperoleh, yang terakhir mengelola."
Hal ini, pada gilirannya, akan menghasilkan pembagian spasial yang sesuai dari area kerja masing-masing.
Xenophon berkata, "Perempuan harus bertanggung jawab atas semua pekerjaan di dalam ruangan, dan laki-laki akan bertanggung jawab atas kegiatan di luar ruangan."
Filsuf Stoik Hierocles ingin lebih spesifik tentang pembagian kerja antara pria dan wanita di Yunani Kuno dan Roma.
Ia menyatakan, “Pria harus mengurus ladang, pasar, dan urusan perkotaan, sementara wanita akan mengolah wol, memanggang roti, dan mengurus rumah.”
Peran Penting Perempuan dalam Produksi Pangan
Sejak transisi dari masyarakat pemburu-pengumpul ke sistem pertanian menetap, para antropolog berpendapat bahwa perempuan memainkan peran besar dalam produksi pangan.
Bukti menunjukkan bahwa perempuan terlibat dalam pertanian di berbagai peradaban Timur Dekat kuno.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR