Dalam beberapa negara kurang berkembang, harapan hidup saat lahir bahkan bisa lebih rendah dibandingkan harapan hidup pada usia 1 tahun, akibat tingginya angka kematian bayi yang sering kali disebabkan oleh penyakit menular atau kurangnya akses terhadap air bersih.
Harapan hidup dihitung dengan menyusun tabel kehidupan (life table). Tabel ini mencakup data tentang tingkat kematian spesifik usia dalam suatu populasi, yang memerlukan data enumerasi jumlah penduduk serta jumlah kematian pada setiap kelompok usia dalam populasi tersebut.
Data tersebut biasanya diperoleh dari sensus nasional dan statistik kependudukan resmi. Dari data tersebut, harapan hidup rata-rata untuk setiap kelompok usia dalam populasi dapat dihitung.
Akurasi estimasi harapan hidup bergantung pada kelengkapan data sensus dan data kematian yang tersedia untuk populasi yang bersangkutan.
Angka harapan hidup zaman kuno
Banyak orang di masa modern percaya bahwa manusia di dunia kuno memiliki umur yang sangat pendek, sering kali meninggal di usia tiga puluhan atau lebih muda.
Persepsi ini berasal dari perhitungan angka harapan hidup di masa lampau, yang diperkirakan sekitar 30 tahun oleh American Journal of Physical Anthropology.
Namun, angka ini sangat dipengaruhi oleh tingginya tingkat kematian bayi, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan usia rata-rata bagi mereka yang berhasil melewati masa kanak-kanak.
Jika kita meneliti lebih dalam bukti sejarah dan sastra klasik, akan terlihat gambaran yang lebih kompleks tentang umur panjang di dunia kuno.
Perkiraan angka harapan hidup 30 tahun sebenarnya menyesatkan. Angka ini sangat rendah karena dipengaruhi oleh tingginya angka kematian bayi, yang dalam beberapa masyarakat bisa mencapai 30%.
Baca Juga: Peran Tersembunyi Perempuan di Dunia Pertanian Romawi dan Yunani Kuno
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR