Untuk memahami hal ini, bayangkan dua individu: satu meninggal pada usia enam bulan, sementara yang lain hidup hingga enam puluh enam tahun. Jika dihitung rata-rata, angka harapan hidup mereka menjadi tiga puluh tiga tahun, meskipun individu yang lebih tua hidup hingga usia lanjut.
Jika angka kematian bayi dikecualikan dari perhitungan, maka terlihat bahwa orang dewasa yang berhasil melewati masa kanak-kanak sering kali hidup hingga usia enam puluhan atau lebih.
Bukti dari sastra klasik juga mendukung pandangan ini. Orang Yunani kuno menganggap kematian sebelum usia enam puluh tahun sebagai sesuatu yang prematur atau bahkan tragis.
Bukti Klasik tentang Umur Panjang
Sumber sejarah memberikan wawasan berharga tentang persepsi umur panjang di dunia kuno. Herodotus, yang sering disebut sebagai “Bapak Sejarah,” mencatat adat istiadat dan kehidupan berbagai budaya.
Ia mengamati bahwa banyak individu hidup dunia kuno hingga usia lanjut. Salah satu contohnya adalah para pendeta Mesir, yang menurutnya memiliki umur panjang berkat gaya hidup disiplin dan pola makan yang sehat.
Proclus, seorang filsuf Neoplatonis terkemuka di akhir zaman kuno, juga menulis tentang usia panjang para filsuf dan cendekiawan terdahulu. Ia menyoroti bagaimana mereka terus memberikan kontribusi intelektual hingga usia tua.
Catatan-catatan ini memperkuat gagasan bahwa mencapai usia lanjut bukanlah hal yang jarang terjadi bagi mereka yang berhasil melewati masa kanak-kanak.
Umur panjang dan faktor gaya hidup
Selain catatan sejarah, gaya hidup masyarakat kuno memberikan petunjuk penting tentang umur panjang mereka. Pola makan, aktivitas fisik, dan struktur sosial memainkan peran krusial dalam kesehatan dan harapan hidup.
Diet Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan minyak zaitun, kemungkinan besar berkontribusi terhadap kesehatan yang lebih baik dan umur yang lebih panjang. Selain itu, aktivitas fisik dan pekerjaan manual yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari membantu menjaga kebugaran serta daya tahan tubuh.
Masyarakat kuno juga cenderung menghormati dan menghargai para lansia karena kebijaksanaan dan pengalaman mereka. Alih-alih dimarginalisasi, orang tua sering kali tetap berperan aktif dalam kehidupan sosial dan komunitas. Interaksi sosial yang berkelanjutan ini dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional, yang pada akhirnya turut mendukung umur panjang mereka.
Pemahaman baru tentang umur panjang pada zaman kuno
Studi demografi modern, seperti yang dilakukan oleh Walter Scheidel dalam penelitiannya tentang dinamika populasi kuno, menunjukkan bahwa jika angka kematian bayi tidak dimasukkan dalam perhitungan, usia harapan hidup rata-rata di dunia kuno sedikit lebih dari 60 tahun. Angka ini tidak jauh berbeda dari rata-rata global saat ini.
Temuan ini menantang anggapan umum bahwa orang-orang di zaman kuno hidup jauh lebih singkat dibandingkan manusia modern.
Kesalahpahaman ini sebagian besar disebabkan oleh tingginya angka kematian bayi, yang menurunkan angka harapan hidup rata-rata secara signifikan.
Oleh karena itu, untuk memahami realitas kehidupan di masa lalu, penting bagi kita untuk menafsirkan statistik sejarah secara lebih cermat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat kematian anak dan daya tahan mereka yang berhasil bertahan hingga usia dewasa.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR