Nationalgeographic.co.id - Angka harapan hidup orang Yunani kuno telah lama menjadi perdebatan di kalangan sejarawan dan ahli demografi.
Hal itu karena, pada zaman kuno, data statistik sangat terbatas, tidak seperti pada zaman modern.
Angka harapan hidup orang-orang Yunani kuno hanya diperkirakan berdasarkan catatan sejarah, temuan arkeologi, dan analisis antropologi forensik yang juga terbatas.
Lantas apa itu angka harapan hidup dan berapa sebenarnya rentang hidup orang dewasa pada umumnya?
Menurut laman Britannica, angka harapan hidup adalah perkiraan jumlah rata-rata tahun tambahan yang dapat diharapkan seseorang untuk hidup pada usia tertentu. Ukuran yang paling umum digunakan adalah harapan hidup saat lahir.
Harapan hidup merupakan ukuran hipotetis. Perhitungan ini mengasumsikan bahwa tingkat kematian spesifik usia pada tahun tertentu akan tetap berlaku sepanjang hidup individu yang lahir pada tahun tersebut.
Dengan kata lain, perkiraan ini memproyeksikan tingkat kematian spesifik usia dalam suatu periode tertentu ke seluruh masa hidup populasi yang lahir atau hidup selama periode tersebut.
Ukuran harapan hidup sangat bervariasi berdasarkan jenis kelamin, usia, ras, dan lokasi geografis.
Oleh karena itu, harapan hidup biasanya disajikan untuk kategori tertentu, bukan untuk seluruh populasi secara umum.
Misalnya, harapan hidup perempuan kulit putih yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 2021 adalah 79,2 tahun, sedangkan laki-laki kulit hitam yang lahir pada tahun yang sama memiliki harapan hidup 66,7 tahun.
Harapan hidup mencerminkan kondisi lokal. Di negara-negara yang kurang berkembang, harapan hidup saat lahir cenderung lebih rendah dibandingkan negara maju.
Baca Juga: Antisthenes, Filsuf Yunani Kuno yang Mendirikan Aliran Sinisme
Dalam beberapa negara kurang berkembang, harapan hidup saat lahir bahkan bisa lebih rendah dibandingkan harapan hidup pada usia 1 tahun, akibat tingginya angka kematian bayi yang sering kali disebabkan oleh penyakit menular atau kurangnya akses terhadap air bersih.
Harapan hidup dihitung dengan menyusun tabel kehidupan (life table). Tabel ini mencakup data tentang tingkat kematian spesifik usia dalam suatu populasi, yang memerlukan data enumerasi jumlah penduduk serta jumlah kematian pada setiap kelompok usia dalam populasi tersebut.
Data tersebut biasanya diperoleh dari sensus nasional dan statistik kependudukan resmi. Dari data tersebut, harapan hidup rata-rata untuk setiap kelompok usia dalam populasi dapat dihitung.
Akurasi estimasi harapan hidup bergantung pada kelengkapan data sensus dan data kematian yang tersedia untuk populasi yang bersangkutan.
Angka harapan hidup zaman kuno
Banyak orang di masa modern percaya bahwa manusia di dunia kuno memiliki umur yang sangat pendek, sering kali meninggal di usia tiga puluhan atau lebih muda.
Persepsi ini berasal dari perhitungan angka harapan hidup di masa lampau, yang diperkirakan sekitar 30 tahun oleh American Journal of Physical Anthropology.
Namun, angka ini sangat dipengaruhi oleh tingginya tingkat kematian bayi, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan usia rata-rata bagi mereka yang berhasil melewati masa kanak-kanak.
Jika kita meneliti lebih dalam bukti sejarah dan sastra klasik, akan terlihat gambaran yang lebih kompleks tentang umur panjang di dunia kuno.
Perkiraan angka harapan hidup 30 tahun sebenarnya menyesatkan. Angka ini sangat rendah karena dipengaruhi oleh tingginya angka kematian bayi, yang dalam beberapa masyarakat bisa mencapai 30%.
Baca Juga: Peran Tersembunyi Perempuan di Dunia Pertanian Romawi dan Yunani Kuno
Untuk memahami hal ini, bayangkan dua individu: satu meninggal pada usia enam bulan, sementara yang lain hidup hingga enam puluh enam tahun. Jika dihitung rata-rata, angka harapan hidup mereka menjadi tiga puluh tiga tahun, meskipun individu yang lebih tua hidup hingga usia lanjut.
Jika angka kematian bayi dikecualikan dari perhitungan, maka terlihat bahwa orang dewasa yang berhasil melewati masa kanak-kanak sering kali hidup hingga usia enam puluhan atau lebih.
Bukti dari sastra klasik juga mendukung pandangan ini. Orang Yunani kuno menganggap kematian sebelum usia enam puluh tahun sebagai sesuatu yang prematur atau bahkan tragis.
Bukti Klasik tentang Umur Panjang
Sumber sejarah memberikan wawasan berharga tentang persepsi umur panjang di dunia kuno. Herodotus, yang sering disebut sebagai “Bapak Sejarah,” mencatat adat istiadat dan kehidupan berbagai budaya.
Ia mengamati bahwa banyak individu hidup dunia kuno hingga usia lanjut. Salah satu contohnya adalah para pendeta Mesir, yang menurutnya memiliki umur panjang berkat gaya hidup disiplin dan pola makan yang sehat.
Proclus, seorang filsuf Neoplatonis terkemuka di akhir zaman kuno, juga menulis tentang usia panjang para filsuf dan cendekiawan terdahulu. Ia menyoroti bagaimana mereka terus memberikan kontribusi intelektual hingga usia tua.
Catatan-catatan ini memperkuat gagasan bahwa mencapai usia lanjut bukanlah hal yang jarang terjadi bagi mereka yang berhasil melewati masa kanak-kanak.
Umur panjang dan faktor gaya hidup
Selain catatan sejarah, gaya hidup masyarakat kuno memberikan petunjuk penting tentang umur panjang mereka. Pola makan, aktivitas fisik, dan struktur sosial memainkan peran krusial dalam kesehatan dan harapan hidup.
Diet Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan minyak zaitun, kemungkinan besar berkontribusi terhadap kesehatan yang lebih baik dan umur yang lebih panjang. Selain itu, aktivitas fisik dan pekerjaan manual yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari membantu menjaga kebugaran serta daya tahan tubuh.
Masyarakat kuno juga cenderung menghormati dan menghargai para lansia karena kebijaksanaan dan pengalaman mereka. Alih-alih dimarginalisasi, orang tua sering kali tetap berperan aktif dalam kehidupan sosial dan komunitas. Interaksi sosial yang berkelanjutan ini dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional, yang pada akhirnya turut mendukung umur panjang mereka.
Pemahaman baru tentang umur panjang pada zaman kuno
Studi demografi modern, seperti yang dilakukan oleh Walter Scheidel dalam penelitiannya tentang dinamika populasi kuno, menunjukkan bahwa jika angka kematian bayi tidak dimasukkan dalam perhitungan, usia harapan hidup rata-rata di dunia kuno sedikit lebih dari 60 tahun. Angka ini tidak jauh berbeda dari rata-rata global saat ini.
Temuan ini menantang anggapan umum bahwa orang-orang di zaman kuno hidup jauh lebih singkat dibandingkan manusia modern.
Kesalahpahaman ini sebagian besar disebabkan oleh tingginya angka kematian bayi, yang menurunkan angka harapan hidup rata-rata secara signifikan.
Oleh karena itu, untuk memahami realitas kehidupan di masa lalu, penting bagi kita untuk menafsirkan statistik sejarah secara lebih cermat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat kematian anak dan daya tahan mereka yang berhasil bertahan hingga usia dewasa.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR