Tujuan mulia itulah yang membuat Hafiz Ramadan, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), mengapresiasi kegiatan River Clean Up. "Saya mewakili BBWSCC juga tidak hanya mendukung, tapi juga siap berkolaborasi setiap kali ada kegiatan perlindungan lingkungan," ungkap Hafiz.
Apalagi, menurut Hafiz, sungai di sekitar kita saat ini memang banyak dipenuhi sampah yang dibuang sembarangan. Padahal, pada akhirnya, itu merupakan penyebab kerusakan sungai itu sendiri.
Bagi Ramon, hal itu seolah menjadi bukti bahwa kiwari Bumi memang sedang dalam kondisi yang baik-baik saja. Untuk itulah, Ramon mengajak semua pihak untuk bisa bergandengan tangan untuk bersama-sama menjaga Bumi.
"Apalagi, sungai Mookervaart yang bersih tidak hanya bermanfaat untuk masyarakat sekitarnya, tapi juga masyarakat pesisir yang ada di muara," tegas Ramon.
2.469 kilogram dalam 2 jam
Tidak kurang dari 75 orang yang terlibat dalam kegiatan yang berlangsung selama 2 jam tersebut. Mencakup sahabat-sahabat SayaPilihBumi, para pegawai dari PT Multi Bintang Indonesia, juga para peserta yang berasal dari berbagai komunitas.
Mereka antara lain adalah Jejak Si Hutan, Sipaling Lingkungan, Forest is Our Friend, Keadilan Iklim, HIMA Bio Rafflesia Universitas Islam As-Syafi'iyah, Duta Lingkungan SMPN 179 Jakarta, Dedikasi untuk Negeri, Green Genius, Funhutan Indonesia, dan Operasi Semut.
Jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan melalui kegiatan ini juga tidak main-main, yaitu mencapai total 2.469,2 Kilogram. Semuanya terbagi ke dalam 172 karung berisi sampah yang dikumpulkan oleh para peserta.
Secara mendetail, sampah-sampah yang terkumpul terdiri dari: sampah residu yang tidak dapat didaur ulang mencapai 1.803,3 kilogram, botol plastik PET/plastik daur ulang sebanyak 34,4 kilogram, limbah B3 seperti kaca dan beling seberat 1 kilogram, serta karet (termasuk karet ban) sebanyak 630,5 kilogram.
Suparno Jumar dari River Defender yang juga menjadi koordinator kegiatan River Clean Up melihat temuan tersebut bak menjadi bukti pandangannya bahwa saat ini manusia merupakan spesies paling mematikan.
"Padahal mereka butuh air, tapi justru mencemari airnya sendiri. Seperti mengingkari kebutuhan alaminya," ungkap pria yang kerapa disapa Pakde Parno tersebut.
Ya, terkadang manusia memang lupa dengan takdirnya sendiri. Namun, seperti yang disampaikan oleh Bambang pada akhir kegiatan River Clean Up, "Semoga apa yang dilakukan dalam kegiatan ini, pesan-pesan yang disampaikan yang muncul dari kegiatan ini, menyebar ke masyarakat sekitar."
KOMENTAR