Jadi, alih-alih menghasilkan metana, bakteri di dalam usus sapi akan menghasilkan senyawa lain yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
Proses penghambatan metana ini ternyata tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada efisiensi pakan ternak. Ketika produksi metana berkurang, sapi akan mengeluarkan lebih sedikit energi.
Hal ini berarti bahwa peternak tidak perlu memberikan pakan sebanyak biasanya karena energi yang seharusnya terbuang menjadi metana sekarang tersimpan dalam tubuh sapi.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan produk semacam ini adalah CH4 Global. Mereka telah menjual produk Methane Tamer mereka kepada peternak sapi di Australia. Namun, ada kendala yang dihadapi di Selandia Baru terkait dengan regulasi.
Di Selandia Baru, bahan aktif yang digunakan dalam suplemen ini, yaitu Asparagopsis, atau bromoform dalam Asparagopsis, saat ini digolongkan sebagai obat hewan.
Oleh karena itu, rumput laut ini perlu diklasifikasikan ulang sebagai suplemen pakan ternak agar peternak dapat mengakses produk alami penurun metana ini. CH4 Global, yang berbasis di Nevada dan didirikan pada tahun 2018, sangat yakin bahwa perubahan klasifikasi ini akan segera terjadi.
"Kami memiliki banyak orang di pemerintahan yang sangat tertarik untuk menggerakkan ini dan memasukkannya ke pasar di sini," kata Jackson.
Seorang ilmuwan produksi juga menyoroti dampak besar dari pekerjaan ini. Ia mengatakan bahwa seringkali orang lupa betapa pentingnya upaya ini.
"Ketika Anda memikirkan tentang iklim dan berapa banyak metana yang dihasilkan oleh sapi, bahkan jika Anda hanya memberikan ini ke sebagian kecil dari 1,5 miliar sapi di dunia, itu akan memiliki dampak yang sangat besar," pungkas Jackson.
KOMENTAR