Nationalgeographic.co.id—Ilmuwan di fasilitas pertumbuhan rumput laut CH4 Global di Ocean Beach Aquaculture Hub, Brent Jackson, mengungkapkan bahwa rumput laut Asparagopsis utuh mengandung bromoform, sebuah bahan aktif yang memiliki potensi besar sebagai penghambat produksi metana.
Senyawa ini, menurut Jackson, mampu mengurangi metana yang dihasilkan oleh sapi hingga 90 persen, sebuah angka yang sangat signifikan dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan.
Fasilitas ini memanfaatkan puluhan bejana aerasi besar yang terletak di lokasi bekas Bluff Freezing Works untuk membudidayakan rumput laut Asparagopsis.
"Awalnya kami mulai menanamnya di lepas pantai, tetapi dengan pertanian berbasis darat, kondisinya terkendali, mudah diukur, konsisten, dan andal," ungkap Jackson, seperti dilansir laman Radio New Zealand.
Setelah dipanen, rumput laut tersebut tidak langsung digunakan. Melainkan, rumput laut dibekukan dan dikeringkan beku terlebih dahulu, sebelum akhirnya dikirim ke fasilitas CH4 lainnya yang terletak di Australia Selatan. Di fasilitas ini, rumput laut akan mengalami proses formulasi lebih lanjut.
Mereka akan menambahkan molase, yang selain memberikan sedikit rasa pada produk akhir, juga berperan penting dalam membantu mempertahankan kandungan bromoform yang ada di dalam rumput laut.
Selain itu, proses pencampuran dan pengenceran juga akan dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi bromoform yang diinginkan, sehingga menghasilkan produk yang efektif dan aman untuk digunakan sebagai suplemen pakan ternak.
Jackson menambahkan bahwa penggunaan suplemen rumput laut ini sangat mudah. Sapi hanya membutuhkan sekitar 50 gram suplemen per hari. Petani pun tidak perlu repot dalam memberikan suplemen ini kepada ternak mereka, karena mereka hanya perlu mencampurkan produk tersebut, yang berbentuk seperti bubuk ungu, ke dalam pakan ternak.
"Saat ini ditujukan untuk sapi yang dikurung di lahan penggemukan. Cara pemberian pakan sapi perah sedikit berbeda. Jadi mungkin satu atau dua dosis sehari saat mereka datang untuk diperah," papar Jackson.
Bagaimana cara kerjanya?
"Di dalam usus, terdapat bakteri yang mengubah asam lemak, atau produk sampingan dari asam lemak, menjadi metana dan (suplemen) ini menghambat proses tersebut, sehingga tidak ada metana yang dihasilkan," jelas Jackson.
Baca Juga: Blue Forest, Cara Inggris Serap Karbon Lewat Budidaya Rumput Laut
Jadi, alih-alih menghasilkan metana, bakteri di dalam usus sapi akan menghasilkan senyawa lain yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
Proses penghambatan metana ini ternyata tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada efisiensi pakan ternak. Ketika produksi metana berkurang, sapi akan mengeluarkan lebih sedikit energi.
Hal ini berarti bahwa peternak tidak perlu memberikan pakan sebanyak biasanya karena energi yang seharusnya terbuang menjadi metana sekarang tersimpan dalam tubuh sapi.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan produk semacam ini adalah CH4 Global. Mereka telah menjual produk Methane Tamer mereka kepada peternak sapi di Australia. Namun, ada kendala yang dihadapi di Selandia Baru terkait dengan regulasi.
Di Selandia Baru, bahan aktif yang digunakan dalam suplemen ini, yaitu Asparagopsis, atau bromoform dalam Asparagopsis, saat ini digolongkan sebagai obat hewan.
Oleh karena itu, rumput laut ini perlu diklasifikasikan ulang sebagai suplemen pakan ternak agar peternak dapat mengakses produk alami penurun metana ini. CH4 Global, yang berbasis di Nevada dan didirikan pada tahun 2018, sangat yakin bahwa perubahan klasifikasi ini akan segera terjadi.
"Kami memiliki banyak orang di pemerintahan yang sangat tertarik untuk menggerakkan ini dan memasukkannya ke pasar di sini," kata Jackson.
Seorang ilmuwan produksi juga menyoroti dampak besar dari pekerjaan ini. Ia mengatakan bahwa seringkali orang lupa betapa pentingnya upaya ini.
"Ketika Anda memikirkan tentang iklim dan berapa banyak metana yang dihasilkan oleh sapi, bahkan jika Anda hanya memberikan ini ke sebagian kecil dari 1,5 miliar sapi di dunia, itu akan memiliki dampak yang sangat besar," pungkas Jackson.
KOMENTAR