Wilenchik juga mengaitkan pergeseran merah dan biru dengan teori korpuskular cahaya Isaac Newton. Teori Newtonian menyatakan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel kecil (korpuskula) yang bergerak lurus.
Menurut Wilenchik, perbedaan ukuran korpuskula menyebabkan pergeseran warna: biru untuk partikel besar dan merah untuk partikel kecil. Ia menyatakan bahwa jika cahaya bukan gelombang, maka teori Doppler tidak berlaku.
Wilenchik memiliki pandangan unik tentang alam semesta. "Karena alam semesta tidak mengembang atau menyusut, yang kita lihat di langit adalah spiral raksasa. Dan kita memiliki sesuatu yang sangat aneh dan unik yang disebut bintang," katanya.
Ia juga mengutip fisikawan Skotlandia-Irlandia, William Thomson (Lord Kelvin), yang pada akhir tahun 1800-an mengusulkan bahwa atom adalah "vorteks" dalam "eter".
Wilenchik setuju bahwa struktur vorteks ada di seluruh alam semesta, dari skala makroskopis hingga mikroskopis. Ia menyimpulkan bahwa alam semesta tak terhingga besar, tak terhingga kecil, dan tak berujung.
Namun, pandangan Wilenchik tidak disetujui oleh semua orang. "Premis bahwa Big Bang adalah kegagalan besar karena ketergantungannya pada efek Doppler adalah lompatan logika yang besar. Teori Doppler telah diuji berulang kali dan terbukti benar," kata Stephen Holler, Ph.D., profesor fisika di Fordham University, seperti dilansir laman Popular Mechanics.
Ia mencontohkan perubahan nada suara ambulans sebagai ilustrasi efek Doppler. Holler juga menyebutkan aplikasi medis seperti velocimetri Doppler. Ia menambahkan bahwa eksplorasi luar angkasa sangat bergantung pada efek Doppler untuk menyelaraskan komposisi kimia bintang dan planet melalui spektroskopi Doppler.
Holler mengakui bahwa kita mungkin tidak pernah tahu pasti apakah teori Big Bang benar. Namun, saat ini, teori tersebut adalah deskripsi terbaik tentang asal usul alam semesta.
Ia mengkritik Wilenchik sebagai seorang "originalis" yang mengandalkan analisis data orang lain. Holler menekankan bahwa ilmu pengetahuan harus mengikuti bukti dan saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Big Bang adalah mitos.
Wilenchik melihat adanya simbolisme kosmik dalam penamaan planet dengan nama dewa-dewi Yunani. Ia menganggap galaksi mungkin memiliki sifat "ilahi" karena kemampuannya menciptakan atau menghancurkan.
Ia menyarankan untuk menguji kembali teori Doppler dengan mengamati planet seperti Merkurius, yang pergerakannya mendekat dan menjauhi Bumi dapat diprediksi.
Dengan demikian, kita dapat melihat apakah terjadi pergeseran merah atau biru yang sesuai. Wilenchik mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali teori Big Bang yang menurutnya sudah terlalu lama diterima tanpa banyak pertanyaan.
KOMENTAR