Bulan perlahan menjauh dari Bumi dengan kecepatan sekitar 4 cm per tahun. Fenomena ini disebabkan oleh interaksi gravitasi antara Bumi dan Bulan.
Seiring waktu, pergeseran ini akan memengaruhi cara kita melihat gerhana bulan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa di masa depan yang sangat jauh, bayangan Bumi mungkin tidak lagi sepenuhnya menutupi Bulan, sehingga gerhana bulan total seperti yang kita kenal saat ini bisa menjadi semakin langka.
Bulan Darah dalam Sejarah
Sepanjang sejarah, banyak peradaban kuno menganggap Bulan Darah sebagai pertanda buruk atau kejadian supernatural. Warna merah yang muncul sering dikaitkan dengan kemarahan dewa atau pertanda bencana.
Salah satu peristiwa terkenal terjadi pada tahun 1504, ketika Christopher Columbus menggunakan gerhana bulan total untuk memanipulasi penduduk asli Arawak di Jamaika.
Berdasarkan catatan putranya, Ferdinand Columbus, Columbus memperingatkan suku Arawak bahwa Tuhan akan mengubah Bulan menjadi merah sebagai tanda kemarahan.
Ketika gerhana benar-benar terjadi, suku Arawak yang ketakutan segera memberikan makanan kepada Columbus dan krunya, berharap dapat meredakan "kemarahan" tersebut.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana pemahaman ilmiah tentang gerhana dapat digunakan untuk keuntungan tertentu di masa lalu. Kini, dengan kemajuan sains, kita dapat menikmati fenomena gerhana bulan sebagai peristiwa alam yang indah dan penuh wawasan.
Popularitas Istilah ‘Bulan Darah’
Menurut The Old Farmer’s Almanac, ‘bulan darah’ bukanlah istilah ilmiah, melainkan istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan warna kemerahan Bulan selama gerhana total.
Selain itu, istilah ini juga sering digunakan untuk menyebut Bulan yang tampak merah akibat faktor lingkungan, seperti asap atau kabut. Pada musim gugur, misalnya, Bulan purnama bisa tampak lebih merah karena perubahan warna dedaunan dan kondisi atmosfer.
Cara Menyaksikan Bulan Darah
Gerhana bulan total adalah salah satu fenomena langit yang paling mudah diamati. Tidak diperlukan teleskop atau alat pelindung khusus untuk menikmatinya. Ahli meteorologi dan blogger astronomi dari AccuWeather, Dave Samuhel, menekankan kemudahan dalam menyaksikan fenomena ini:
“Ini adalah salah satu peristiwa astronomi terbaik yang bisa dilihat tanpa peralatan apa pun, dan kita bisa mengetahui dengan pasti kapan itu akan terjadi.”
Langit yang cerah akan meningkatkan visibilitas gerhana. Pengamat di berbagai belahan dunia dapat menyaksikan perubahan warna Bulan tanpa memerlukan alat tambahan.
Makna Ilmiah dan Budaya
Meskipun tidak memiliki signifikansi astronomi khusus, bulan darah tetap menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak orang.
Para ilmuwan mempelajari gerhana bulan untuk memahami lebih jauh tentang atmosfer Bumi, sementara sejarawan meneliti bagaimana peristiwa ini diinterpretasikan oleh berbagai budaya di masa lalu.
Gerhana bulan juga memberikan wawasan tentang posisi Bumi di tata surya serta mengingatkan kita akan hubungan dinamis antara Bumi dan Bulan yang terus berubah seiring waktu.
Source | : | Colitco |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR