Penemuan yang menyedihkan itu dilakukan oleh dua orang perempuan bersaudara yang segera melaporkan kejadian itu kepada polisi setempat.
Polisi West Midlands telah membuka penyelidikan atas peristiwa yang mereka gambarkan sebagai 'kejahatan kebencian' setelah kepala babi ditemukan di luar Saltley Pharmacy, yang terletak di dekat masjid.
Pemandangan mengerikan itu disambut dengan rasa jijik dan ngeri oleh penduduk setempat. Dua orang saudari yang menemukan kepala babi itu tetap berada di tempat kejadian dan menunggu kedatangan polisi.
Kepala babi itu dibuang dalam jarak berjalan kaki ke masjid Anjuman-e-Naqeebul Islam di Washwood Heath Road.
Kepala babi sering digunakan oleh kelompok teror neo-Nazi terhadap etnis minoritas untuk memicu ketakutan dan kemarahan, terutama terhadap komunitas Yahudi dan Muslim yang melarang keras konsumsi daging babi.
Pengawas antirasisme mengklaim bahwa pembuangan kepala babi di dekat masjid atau sinagoge oleh kelompok pembenci ekstremis sering kali dirancang untuk mengintimidasi dan menghasut, dan tindakan kasar tersebut juga ditafsirkan sebagai pesan tersirat yang memberi tahu etnis minoritas "keluar dari Inggris dan kembali ke tempat asal mereka".
Petugas kepolisian segera tiba di lokasi kejadian setelah menerima laporan. Mereka segera mengambil kepala babi itu beserta keterangan para saksi untuk menyelidikan kejahatan tersebut.
Teror kepala babi juga pernah terjadi di sebuah masjid di Compiegne di Oise, Prancis Utara, pada awal November 2020.
Anadolu Agency melaporkan kepala babi itu ditemukan di Grand Mosque atau Masjid Agung di Kota Compiegne di Oise, Prancis utara, saat pekerjaan restorasi sedang dilakukan di sana.
Pengelola masjid mengutuk aksi tersebut dan membuat pengaduan atas insiden ini.
Dewan Kepercayaan Muslim Prancis, French Council of the Muslim Faith, juga mengecam insiden tersebut dan menyatakan solidaritas dengan manajemen masjid dan komunitas.
Peristiwa itu terjadi di tengah meningkatnya retorika anti-Islam di Prancis menyusul pernyataan kontroversial oleh Presiden Emmanuel Macron.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR