Jenis-jenis tersebut antara lain cangak laut (Ardea sumatrana), alap-alap capung (Microchierax fringilarius), betet ekor panjang (Psittacula longicauda), serindit melayu (Loriculus galgulus), julang jambul hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), rangkong badak (Buceros rhinoceros), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), takur ampis sumatra (Calorhamphus hayii), kipasan belang (Rhipidura javanica), tiong emas (Gracula religiosa), luntur putri (Harpactes orrhophaeus), burung madu sepah raja (Aethopyga siparaja), enggang klihingan (Anorrhinus galeritus), dan elang brontok (Nissaetus cirrhatus).
Status Konservasi dan Perdagangan Burung
Berdasarkan daftar merah IUCN, satu jenis burung berstatus terancam punah (Endangered/EN): julang jambul hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus).
Enam jenis burung berstatus rentan (Vulnerable/VU): betet ekor panjang (Psittacula longicauda), cekakak tiongkok (Halcyon pileata), rangkong badak (Buceros rhinoceros), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), luntur putri (Harpactes orrhophaeus), dan kacamata biasa (Zosterops melanurus).
Enam jenis burung masuk kategori hampir terancam punah (Near Threatened/NT): alap-alap capung (Microchierax fringilarius), perenjak jawa (Prinia familiaris), cipoh jantung (Aegithina viridissima), enggang klihingan (Anorrhinus galeritus), ciung air pongpong (Mabronous ptilosus), dan sempur hujan darat (Eurylaimus ochromalus).
Menurut CITES, sembilan jenis burung masuk Appendix II. Ini berarti mereka tidak terancam punah saat ini, tetapi bisa terancam jika perdagangan tidak diatur.
Jenis-jenis tersebut adalah alap-alap capung (Microchierax fringilarius), betet ekor panjang (Psittacula longicauda), serindit melayu (Loriculus galgulus), julang jambul hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), rangkong badak (Buceros rhinoceros), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), tiong emas (Gracula religiosa), enggang klihingan (Anorrhinus galeritus), dan elang brontok (Nissaetus cirrhatus).
Lima jenis burung migran juga teridentifikasi: kirik-kirik laut (Merops philippinus), bentet loreng (Lanius tigrinus), baza hitam (Aviceda leuphotes), cekakak tiongkok (Halcyon pileata), dan sikatan bubik (Muscicapa dauurica).
“Cagar Biosfer GSK-BB merupakan sebuah bentang alam penting sebagai persinggahan, sebagai tempat mencari makan dan istirahat berbagai jenis burung migran, di saat musim dingin di belahan bumi bagian utara”, ucap Dr. Wilson Novarino, seorang peneliti burung senior dari Universitas Andalas.
Adi Susilo dari BRIN menekankan pentingnya menjaga blok hutan alam di area hutan tanaman sebagai stepping stone bagi burung dengan jelajah luas. “Blok-blok hutan alam di dalam hutan tanaman ini juga sangat berpotensi dalam meningkatkan keanekaragaman fauna burung di wilayah tersebut”, pungkas Adi.
KOMENTAR