Apa yang Peneliti Temukan
Endapan fosfat di Maroko merupakan sisa dasar laut purba yang berasal dari jutaan tahun terakhir era dinosaurus. Lokasi ini kaya akan fosil tulang dan sisik ikan, gigi hiu, serta reptil laut seperti mosasaurus, plesiosaurus, dan penyu laut dalam jumlah besar. Namun sesekali, fosil dinosaurus juga ditemukan di sana.
Belum jelas bagaimana tulang-tulang dinosaurus bisa berakhir di sedimen laut. Mungkin saja, seperti rusa dan gajah masa kini, beberapa dinosaurus berenang ke pulau-pulau untuk mencari makanan dan kemudian tenggelam.
Bisa juga mereka terseret banjir atau badai dari daratan ke laut, atau hanyut melalui sungai hingga sampai ke muara. Ada pula kemungkinan mereka mati di tepi pantai dan terbawa pasang tinggi ke laut. Meski jarang, serangkaian kejadian seperti ini dapat menyebabkan fosil dinosaurus muncul di dasar laut.
Melalui penelitian fosil-fosil laut selama bertahun-tahun, para ilmuwan akhirnya berhasil merangkai potongan-potongan informasi tentang dinosaurus terakhir yang hidup di Afrika.
Dinosaurus akhir zaman Kapur di Afrika terdiri dari beberapa kelompok. Ada sauropoda titanosauria—pemakan tumbuhan berleher panjang sebesar gajah, serta dinosaurus herbivora bertubuh seukuran kuda dari kelompok hadrosaur atau "bebek raksasa".
Namun yang paling menarik adalah kelompok pemangsa, karena sebagai predator puncak, mereka memberikan gambaran penting tentang struktur ekosistem kala itu. Keberagaman dinosaurus predator ini menunjukkan bahwa mangsanya—para herbivora—juga beragam dan jumlahnya melimpah.
Salah satu predator utama adalah Chenanisaurus barbaricus, dinosaurus sepanjang sepuluh meter. Hingga kini, Chenanisaurus baru diketahui dari bagian rahangnya saja, namun itu sudah cukup untuk mengidentifikasinya sebagai anggota keluarga Abelisauridae—kelompok predator unik yang hidup di Amerika Selatan, India, Madagaskar, dan Eropa.
Sementara di belahan bumi utara, dominasi predator dipegang oleh tyrannosaurus. Abelisaurus memiliki moncong pendek seperti anjing bulldog, beberapa di antaranya bertanduk, dan lengan kecil yang bahkan lebih mungil dibandingkan lengan T. rex. Dua fosil abelisaurus telah ditemukan di Maroko.
Yang pertama diketahui dari fosil tulang kering (tibia). Ukurannya lebih kecil dari Chenanisaurus, panjangnya sekitar lima meter—terbilang kecil untuk ukuran dinosaurus, tetapi tetap besar jika dibandingkan dengan predator masa kini. Menariknya, fosil ini memiliki kemiripan dengan abelisaurus yang ditemukan di Amerika Selatan.
Hal ini membuka kemungkinan bahwa dahulu pernah ada hubungan daratan kuno antara benua-benua tersebut sekitar 100 juta tahun lalu. Alternatif lainnya, mungkin saja abelisaurus berenang melintasi selat sempit yang memisahkan benua-benua tersebut.
Fosil kedua berasal dari bagian kaki abelisaurid yang lebih kecil lagi, hanya sekitar tiga meter panjangnya. Ukuran dan bentuknya mirip dengan abelisaurid kecil yang ditemukan di Eropa, dan bisa jadi masih berkerabat dekat.
Source | : | Live Science,Cretaceous Research |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR