Nationalgeographic.co.id—Ichthyosaurus merupakan kelompok reptil laut yang hidup di zaman yang sama dengan dinosaurus. Mereka muncul sekitar 250 juta tahun yang lalu selama Periode Triassic.
Panjang ichthyosaurus mencapai 25 meter dan beratnya dapat mencapai 80 ton. Mereka memiliki banyak gigi tajam dan dianggap sebagai predator puncak di lautan Jurassic.
Asal usul ichthyosaurus dimulai setelah kepunahan massal terburuk yang pernah ada pada akhir Periode Permian lebih dari 250 juta tahun yang lalu.
Reptil laut pertama kali muncul dalam catatan fosil sekitar 240 juta tahun yang lalu, dan kemungkinan merupakan keturunan dari nenek moyang penghuni daratan yang kembali ke lautan. Mereka tumbuh besar relatif cepat, beberapa di antaranya mencapai ukuran paus dalam beberapa juta tahun.
Salah satu kelompok ichthyosaurus ini dikenal sebagai Shastasauridae, yang berisi ichthyosaurus terbesar yang pernah hidup. Ini termasuk Shonisaurus sikanniensis, yang diperkirakan panjangnya sekitar 21 meter, serta ichthyosaurus tak dikenal yang ditemukan di Somerset dan South Gloucestershire, Inggris, yang mungkin panjangnya mencapai lebih dari 25 meter.
Kesulitan mengidentifikasi spesimen ini mencerminkan kelangkaan fosil utuh untuk ichthyosaurus raksasa ini. Spesimen yang ditemukan umumnya berupa fragmen tulang rahang atau tulang rusuk. Hal ini menyebabkan ketidakpastian besar mengenai ukuran dan gaya hidup raksasa samudra ini.
Beberapa hipotesis menunjukkan bahwa karena sebagian besar fosil ichthyosaurus raksasa ditemukan tanpa gigi, hewan tersebut mungkin telah menghisap mangsa seperti cephalopoda daripada mencengkeramnya. Mereka yang bergigi mungkin berperilaku lebih seperti paus sperma modern, yang dapat memakan cumi-cumi tetapi juga vertebrata seperti ikan dan ichthyosaurus lainnya.
Namun, sementara ichthyosaurus pada umumnya berhasil bertahan hidup hingga 95 juta tahun yang lalu, ichthyosaurus raksasa secara misterius menghilang saat Triassic berakhir sekitar 200 juta tahun yang lalu.
Oleh karena itu, fosil-fosil di Swiss mewakili beberapa ichthyosaurus raksasa terakhir, dan dapat membantu mengungkap lebih banyak tentang hari-hari terakhir monster laut dalam ini.
Gigi ichthyosaurus
Gigi ichthyosaurus raksasa seukuran paus juga telah memperdalam pemahaman kita tentang monster laut Mesozoikum ini.
Baca Juga: Hidup di Laut, Bagaimana Bisa Fosil Ichthyosaurus Ditemukan di Pegunungan Alpen?
Dengan berat hingga 80 ton dan panjang lebih dari 20 meter, reptil laut ini termasuk di antara hewan terbesar yang pernah hidup. Mereka merupakan predator teratas yang berenang di lautan 205 juta tahun yang lalu.
Meskipun ukurannya besar, hewan-hewan ini sering tidak ditemukan dalam catatan fosil. Sebagian besar sisa-sisanya sering kali berupa fragmen tulang yang jauh lebih besar. Gigi bahkan lebih jarang ditemukan, dan penemuan baru ini adalah yang kedua kalinya gigi dari ichthyosaurus raksasa pernah ditemukan.
Prof Martin Sander adalah penulis utama dari makalah baru yang menggambarkan gigi yang sebelumnya belum pernah didokumentasikan ini, serta sejumlah sisa-sisa ichthyosaurus lainnya. Ia mengatakan, "Dari sudut pandang kami, gigi ini sangat menarik karena ukurannya luar biasa besar untuk ukuran ichthyosaurus."
"Akarnya berdiameter 60 milimeter, jauh lebih besar dari spesimen terbesar yang ditemukan hingga saat ini yang berukuran 20 milimeter. Gigi itu berasal dari seekor ichthyosaurus yang panjangnya hampir 18 meter, yang dapat membantu menyimpulkan ukuran spesimen kami."
Sander menambahkan, sulit untuk mengatakan apakah gigi itu berasal dari ichthyosaurus besar dengan gigi raksasa atau ichthyosaurus raksasa dengan gigi berukuran rata-rata.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Natural History Museum |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR