Velociraptor akan cukup cepat menurut standar dinosaurus. Cukup beruntung mengingat namanya berarti cepat atau tangkas, meski mereka bukanlah yang tercepat. Predikat dinosaurus tercepat diberikan kepada Ornithomimosaurus. Ornithomimosaurus memiliki tulang kering yang sangat panjang dan diperkirakan mampu berlari secepat burung unta yang menyerupai mereka.
Namun yang terpenting bagi Velociraptor, ia akan jauh lebih cepat daripada mangsanya yang umum.
Apakah velociraptor pintar?
Velociraptor cukup pintar untuk seekor dinosaurus. Tapi ia tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran film Jurassic Park sebagai reptil licik yang dapat mengecoh manusia.
David menjelaskan, “Kita bisa mendapatkan gambaran kasar tentang kecerdasan seekor hewan berdasarkan ukuran otaknya relatif terhadap tubuhnya. Kami menyebut ukuran ini sebagai kecerdasan ensefalisasi. Ada mitos urban aneh bahwa velociraptor memiliki kecerdasan ensefalisasi yang lebih tinggi daripada manusia. Jelas tidak.
Namun, ukuran otak velociraptor yang sebanding dengan tubuhnya relatif tinggi dibandingkan dengan kebanyakan reptil. Termasuk kebanyakan dinosaurus lainnya. Jadi tampaknya ia relatif pintar. Velociraptor tidak pintar seperti simpanse, atau bahkan burung beo atau burung gagak. Namun ia cerdas seperti burung pada umumnya—elang atau sejenisnya.
Apakah velociraptor berburu secara berkelompok?
David berkata, “Untuk dinosaurus seukuran velociraptor, ada beberapa jejak beberapa individu yang bergerak ke arah yang sama. Namun ini bisa menandakan dinosaurus tersebut berkelompok (bergerak dalam kerumunan) atau mengikuti. Tidak ada bukti khusus tentang perburuan berkelompok.”
Beberapa elang modern berburu secara kooperatif. Serta beberapa reptil modern, termasuk komodo, berburu dengan cara yang disebut mobbing. Pada komodo, satu komodo akan menyerang hewan dan kemudian yang lain akan bergabung secara oportunis. Perilaku tersebut juga terlihat pada banyak burung pemangsa.
Saat ini tidak ada bukti perburuan komunal dalam bentuk apa pun untuk velociraptor. Namun menurut Button, bukan berarti hal tersebut tidak pernah terjadi.
--
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR