Namun, ini tidak berarti bahwa musim dingin akibat tumbukan benar-benar tidak terjadi, ujar Sean Gulick, ahli geofisika dari University of Texas di Austin yang tidak terlibat dalam studi ini.
Menurutnya, debu dari asteroid mungkin hanya bertahan di atmosfer selama beberapa bulan hingga kurang dari satu dekade—cukup lama untuk membuat Bumi gelap gulita, meski tidak sampai menurunkan suhu global secara signifikan.
"Tak perlu terlalu lama," kata Gulick. "Jika matahari tak tampak selama beberapa bulan saja, itu cukup untuk memusnahkan sebagian besar tanaman di dunia."
Dengan matinya banyak tanaman, hewan herbivora akan kesulitan mendapatkan makanan. Dan ketika mereka mati, efeknya akan merambat ke seluruh rantai makanan, menyebabkan kematian hewan karnivora besar dan spesies lain yang bergantung padanya.
Peristiwa ini, walau dahsyat, bisa jadi hanya tercatat sebagai "kilatan singkat" dalam rekaman fosil. "Secara geologis, itu sangat cepat," tambah Gulick.
Tim O'Connor sepakat bahwa mungkin memang ada periode singkat yang sangat dingin dan gelap di awal kepunahan dinosaurus. Namun, temuan mereka menunjukkan bahwa periode tersebut tidak berkembang menjadi pendinginan jangka panjang seperti yang lama diyakini.
Penemuan ini memberi harapan bahwa Bumi mungkin mampu pulih dari peristiwa perubahan iklim besar lebih cepat dari yang kita kira—meski tetap dengan harga yang mahal: kepunahan massal.
Ke depan, para peneliti berencana menganalisis sampel batu bara dari lokasi lain di Amerika Serikat untuk merekonstruksi suhu Bumi sebelum tumbukan asteroid.
Tujuannya adalah membedakan dampak pemanasan akibat aktivitas vulkanik dari dampak langsung tumbukan Chicxulub. Mereka berharap, pola pemanasan akibat gunung api ini bisa memberi gambaran tentang seperti apa arah krisis iklim yang sedang kita hadapi saat ini.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR