Kemampuan magnetoresepsi pada burung
Saat burung tidak dapat melihat matahari, bintang, atau tanda-tanda lainnya karena suatu kondisi misalnya langit mendung, saat itulah burung menggunakan kemampuan indra yang lebih hebat.
Burung tetap bisa menemukan arah meskipun tanpa bantuan matahari atau bintang, sebagian berkat kemampuan yang disebut magnetoresepsi (magnetoreception). Kemampuan ini memungkinkan burung merasakan medan magnet Bumi, yang dihasilkan oleh pergerakan logam cair di inti planet Bumi.
Meskipun terdengar seperti fiksi ilmiah, penelitian menunjukkan bahwa mengganggu medan magnet memang berdampak besar pada burung. Misalnya, satu studi menemukan bahwa mengubah medan magnet di sekitar burung merpati mengacaukan kemampuan mereka untuk kembali ke rumah.
Meskipun sudah jelas bahwa burung memiliki kemampuan magnetoresepsi (merasakan medan magnet), cara kerja pastinya masih belum sepenuhnya dipahami. Peter Hore, profesor kimia dari Oxford University, mengatakan bahwa burung kemungkinan besar menggunakan semacam reaksi kimia yang hasilnya dipengaruhi oleh kekuatan dan arah medan magnet Bumi.
Ada beberapa teori yang mungkin menjelaskan bagaimana reaksi ini terjadi, namun menurut Hore, kandidat terkuat adalah molekul bernama kriptokrom, yang terdapat di retina burung.
Peneliti telah mengonfirmasi di laboratorium bahwa kriptokrom yang diisolasi memang bereaksi terhadap medan magnet, dan reaksi ini membutuhkan cahaya biru—yang juga terbukti penting dalam kemampuan burung merasakan medan magnet.
Meski begitu, para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin bagaimana kriptokrom bisa cukup sensitif untuk mendeteksi perubahan kecil pada medan magnet Bumi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya mekanisme magnetoresepsi di dalam paruh burung. Studi menemukan adanya reseptor di bagian atas paruh yang berinteraksi dengan magnetite, yaitu mineral berbasis besi. Reseptor ini terhubung ke otak melalui jalur saraf penting, yang menunjukkan bahwa ini bisa menjadi cara lain bagi burung untuk mengukur kekuatan medan magnet Bumi.
Selain magnetoresepsi, burung juga bisa mendapatkan informasi arah dengan mendeteksi cahaya terpolarisasi—yaitu cahaya yang gelombangnya bergetar dalam bidang tertentu yang sejajar.
Sinar matahari menjadi terpolarisasi dengan cara yang dapat diprediksi ketika menyebar melalui atmosfer Bumi. Dengan sel khusus di retina mereka, burung bisa mengenali pola cahaya ini, yang memberi petunjuk tentang posisi matahari di langit, bahkan saat langit mendung.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR