Gambar-gambar barang mewah karya Burton berbicara tentang konsumerisme baru tahun 1920-an. Ekonom AS Thorstein Veblen menciptakan frasa ‘konsumsi yang mencolok’. Frasa itu merangkum ekonomi konsumen ‘Roaring Twenties’ dan apa yang Veblen sebut sebagai ‘kekuatan pamer’ dari belanja. Konsumsi yang mencolok menunjukkan kepada dunia bahwa Anda mampu membeli lebih dari sekadar kebutuhan hidup.
Fantasi Raja Tutankhamun
Raja Tutankhamun memenuhi fantasi orang-orang, dan permintaan akan produk-produk yang merujuk pada dunianya. Ayah Tutankhamun, Akhenaten, telah memperkenalkan gaya baru, yaitu seni Amarna. Seni Amarna menggambarkan bangsawan dalam suasana yang lebih lembut dan lebih alami. Seni tersebut menawarkan representasi kehidupan keluarga yang intim. Dan wanita jauh lebih menonjol.
Tokoh-tokoh seperti dewi Isis menjadi salah satu dari empat patung yang menjaga setiap sudut kuil kanopi Raja Tutankhamun. Isis pun menjadi inspirasi bagi “gadis-gadis modern”, jenis wanita baru yang muncul setelah Perang Dunia Pertama.
“Gadis modern” adalah fenomena global. Neue Frauen di Jerman; modan gāru atau moga di Jepang; modeng xiaojie di Tiongkok; garçonnes di Prancis. Mereka berbagi gaya umum yang melambangkan pembebasan.
Gadis modern memiliki potongan rambut bob ala Cleopatra dan gaun shift. Mereka menyeruput koktail dan menari mengikuti irama band jazz. Gadis modern itu mengisyaratkan perlawanan. Mereka bisa menarik perhatian pria atau hidup tanpanya.
Gadis modern juga ikon komoditas untuk penjualan lipstik, bedak wajah, parfum, dan krim wajah. Banyak di antaranya, seperti produk Nile Queen dari Chicago, dipasarkan dengan tema Mesir.
Jazz Cleopatra
Gadis modern dilambangkan oleh penari Afrika-Amerika Josephine Baker. Ia menjuluki dirinya sebagai “Jazz Cleopatra”. Baker menjadi pengguna utama produk kecantikan untuk wanita kulit hitam yang diproduksi oleh Madam CJ Walker. Madam CJ Walker adalah salah satu pebisnis kulit hitam AS yang paling berpengaruh dan terkenal.
Baker menggunakan budaya kecantikan baru ini untuk memberdayakan dirinya. Ia menentang rasisme dengan menjadi modern dan modis. Baker menjadi terkenal karena rutinitas jazz-nya di Folies Bergère di Paris, yang memopulerkan Charleston, tren tari dari Amerika Serikat. Karena para penari tidak lagi harus berpasangan “dalam posisi berpegangan” (menari sambil berpelukan dengan pria yang memimpin), hal itu tampak revolusioner.
Menurut ahli musik yang berbasis di Paris Martin Guerpin, “Begitu Anda menari sendiri, Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan.”
Baca Juga: Apakah Topeng Kematian Tutankhamun Awalnya Dibuat untuk Nefertiti?
Source | : | BBC |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR