Nationalgeographic.co.id—Seperti bagian kerangkanya, jejak kaki dinosaurus pun tak kalah penting. Jejak kaki dinosaurus memang tidak begitu menarik secara visual seperti kerangka dinosaurus yang lengkap. Namun para ilmuwan dapat memperoleh banyak informasi dari jejak fosil ini.
Mengidentifikasi spesies dinosaurus tertentu dari jejak kaki saja bisa jadi sulit, terutama jika tidak ada fosil di dekatnya. Namun, jejak kaki dinosaurus yang tertinggal di tanah dapat menunjukkan apa yang tidak dapat ditunjukkan oleh tulang, termasuk apakah dinosaurus memiliki kaki berselaput atau tidak dan jenis gaya berjalannya, dan bahkan berbagai cara dinosaurus tersebut dapat bergerak.
Jejak kaki dinosaurus juga dapat memberi ilmuwan informasi yang diperlukan untuk menghitung kecepatan dinosaurus.
Kedalaman jejak kaki dinosaurus dapat memberi tahu ahli paleontologi tentang ukuran dinosaurus, sehingga mereka dapat memperkirakan seberapa besar dan beratnya.
Jejak kaki juga dapat memberi tahu mereka tentang lingkungan, misalnya, dinosaurus akan tenggelam lebih dalam ke dalam lumpur lunak daripada tanah keras.
Jejak kaki disebut jalur, dan penempatan jejak kaki di sedimen dapat memberikan wawasan tentang perilaku yang tidak akan pernah dapat diamati oleh ahli biologi. Jejak kaki yang ditinggalkan oleh jenis dinosaurus yang sama (atau hewan lain) yang berjalan bersama-sama dengan kecepatan yang sama dapat menunjukkan bahwa mereka bepergian dalam kawanan.
Berbagai jenis jejak dinosaurus atau hewan di tempat yang sama dapat membantu peneliti memahami bagaimana berbagai spessies berinteraksi, entah itu sekelompok herbivor, atau bahkan dinosaurus dan mamalia yang berkumpul di tempat yang sama, atau predator yang mengejar mangsa—semuanya ada di jejak tersebut.
Bagaimana ahli menentukan jejak kaki dinosaurus?
Hampir mustahil untuk mengetahui secara pasti spesies dinosaurus mana yang membuat jejak—misalnya, banyak theropoda memiliki kaki berjari tiga yang tampak serupa. Selain itu, tulang dan jejak tidak sejajar secara tepat—tulang tidak memiliki jaringan lunak yang merupakan bagian dari kaki atau tangan yang membuat jejak.
Tulang yang ditemukan di dekat lokasi jejak kemungkinan besar bukan milik dinosaurus yang membuat jejak tersebut, karena jejak tersebut akan menjadi fosil dalam kondisi yang berbeda. Jejak akhir, tempat fosil dinosaurus dikaitkan dengan langkah terakhirnya, sangat langka.
Sebaliknya, para iknolog (ahli yang mempelajari jejak fosil) umumnya dapat mengidentifikasi kelompok dinosaurus mana yang membuat jejak menggunakan petunjuk seperti ukuran dan bentuk jejak. Lokasi geografis dan usia bebatuan dapat membantu mempersempit kemungkinan spesies.
Baca Juga: Oviraptor, Layakkah Mereka Dijuluki sebagai Dinosaurus Pencuri Telur?
Source | : | Popular Science,Natural History Museum |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR