Berbicara mengenai Piala Dunia dan negara Asia, mungkin topik yang paling sering dibicarakan adalah keikutsertaan Indonesia dalam ajang bergengsi tersebut. Indonesia adalah negara Asia pertama yang berhasil masuk Piala Dunia pada tahun 1938. Saat itu, timnas belum menyandang nama Indonesia, melainkan Hindia Belanda.
Walaupun Indonesia berhasil masuk dalam Piala Dunia, namun saat itu timnas belum mampu mencetak angka. Timnas kalah dalam laga awal dengan skor 0-6 melawan Hongaria di Stadion Reims pada tanggal 5 Juni 1938. Dengan demikian belum ada negara Asia yang berhasil mencatatkan angka.
Baca juga: Ketika Tubuh Manusia Dijadikan Kanvas di World Bodypainting Festival
Sejarah pun berubah ketika pemain Korea Utara, Park Seung-Jin, berhasil membobol gawang Cile. Park Seung-Jin pun mencatatkan namanya dalam sejarah. Sepak terjang pemain negara gingseng ini cukup sulit dicari. Meski begitu, namanya banyak dicatat sebagai Park Seung-Zin.
Park Seung-Jin bergabung bersama timnas Korea Utara sejak tahun 1966 hingga 1974.
Sejarah tidak hanya mencatat keberhasilannya "memecah telur" dalam Piala Dunia 1966, namun sejarah juga mencatat kisah kontroversi keikutsertaan Korea Utara dalam Piala Dunia tersebut.
Kisah kontroversi bermula ketika beberapa negara Asia mengundurkan diri dalam babak kualifikasi. Negara Asia yang tersisa saat itu hanya Korea Utara, Kamboja, dan Australia.
Kamboja yang merupakan sekutu politik Korea Utara diisukan memuluskan jalan Korea Utara untuk tampil dalam Piala Dunia. Sementara itu Australia yang belum sekuat sekarang juga bukan lawan seimbang Korea Utara.
Korea Utara pun untuk pertama kali lolos untuk tampil dalam Piala Dunia 1966 yang digelar di Inggris.
Baca juga: Mumi ‘Putri Tidur’ Berusia 2000 Tahun Ditemukan Bersama Hartanya
Walau langkah Korea Utara terhenti pada babak perempat-final dan penuh kontroversi, namun dunia menilai negara tersebut bertanding dengan sangat baik dan memukau. Nama Park Seung-Jin pun menjadi sorotan.
Kisahnya pun tidak berhenti sampai di situ. Park Seung-Jin dan pemain lainnya harus mendekam di dalam penjara. Mereka diketahui berpesta setelah berhasil menahan imbang timnas Italia saat penyisihan grup.
Negara menganggap mereka melakukan hal yang disebut sebagai "tanda keborjuisan". Hal tersebut tentu berkebalikan dengan paham komunis yang dianut oleh Korea Utara.
Source | : | Intisari,Football Tribe |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR