Selain itu, salah satu makanan favorit mereka adalah arthropoda pemakan jamur yang bernama springtail (ekor-pegas). Jika laba-laba serigala memakan lebih banyak atau sedikit springtail, bagaimana jumlah jamur di Arktika?
Dengan melihat itu semua, Koltz membuat ekosistem eksperimental seluas lima kaki di Arktika. Selama dua musim panas, ia dan timnya memantau bagaiamana suhu dan jumlah laba-laba mengubah campuran organisme di dalam permafrost.
Kecil tapi kuat
Di suhu yang lebih tinggi, penguraian terjadi lebih cepat dan serigala laba-laba lebih aktif. Koltz menduga, ketika mini ekosistem yang dibuatnya menjadi lebih hangat, serigala laba-laba akan mengurangi populasi springtail secara drastis. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Pada populasi serigala laba-laba yang lebih padat, mereka memakan springtail lebih sedikit. Pada akhirnya, jumlah springtail yang tetap banyak ini akan memakan jamur, dan menurunkan laju penguraian.
Sementara itu, di wilayah yang lebih panas, dengan jumlah laba-laba lebih banyak, proses penguraian jarang terjadi dibanding yang tidak ada populasi laba-laba.
Dengan kata lain, laba-laba serigala yang semakin banyak dan besar membantu melawan perubahan iklim di tundra Arktika karena penguraian yang melepaskan gas rumah kaca tidak terlalu sering terjadi.
Hasil penemuan yang mengejutkan dari Koltz ini dipuji oleh para peneliti lainnya.
“Hal baru dari studi Koltz adalah itu tidak hanya menunjukkan dampak perubahan iklim pada hewan-hewan yang tinggal di pernmafrost, tapi juga kerumitan interaksi ekologis antarspesies di tundra,” papar Joseph Bowden, ahli entomologi dari Canadian Forest Service yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Baca juga: Serigala Chernobyl Sebarkan Mutasi Genetik Akibat Radiasi Nuklir?
Meski begitu, masih jelas mengapa populasi laba-laba serigala yang padat membuat mereka kehilangan selera untuk mengonsumsi springtail. Bisa jadi, suhu yang menghangat mengarahkan mereka ke sumber makanan berbeda.
Koltz mengatakan, langkah selanjutnya dari studi ini adalah mengidentifikasi perubahan pola makan laba-laba.
“Kita sering melupakan laba-laba karena ia tidak terlihat dan sebesar mamalia. Menurut saya, sangat penting untuk memikirkan bagaimana hewan-hewan kecil sepertinya ternyata memiliki pengaruh penting pada ekosistem,” pungkas Koltz.
Source | : | Theresa Machemer/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR