Perkembangan laju teknologi tidak mungkin dapat dihindari. Begitu pun dengan perkembangan transportasi. Ilmuwan sedang berlomba-lomba membuat alat transportasi tercanggih. Mengiringi kebutuhan manusia, ilmuwan mencoba membuat transportasi yang mampu mempersingkat waktu agar kegiatan manusia lebih efektif dan efisien.
Tiga inovasi dibawah ini digadang-gadang menjadi masa depan dunia transportasi di dunia. Selain kecanggihan teknologi yang digunakan, kecepatan dalam menempuh jarak juga menjadi daya tarik terbesar.
Kereta Hyperloop
Kereta ini menjanjikan calon penumpangnya untuk membawa mereka dari London ke Skotlandia dalam waktu 45 menit. Sebelumnya, hambatan aerodinamika memperlambat perjalanan kereta. Sehingga, untuk mempercepat laju kereta, jumlah udara harus dikurangi.
Itulah sebabnya tabung Hyperloop ditutup rapat untuk mengurangi jumlah udara. Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX ikut terlibat dalam pengembangan prototipe kereta ini.
Baca Juga: Peneliti: Hanya 13% Wilayah Laut yang Belum Tersentuh Manusia
Meskipun menjanjikan, namun Mark Quinn, dosen di University of Manchester, mengaku pesimis dengan teknologi kereta super cepat ini.
"Sudah ada beberapa upaya untuk merealisasikan teknologi ini di masa lalu, namun mereka tidak pernah mampu mengatasi hambatan terkait infrastruktur," ucap Quinn.
Tantangan lain yang menghambat teknologi ini adalah terkait lokasi. Jika area tersebut aktif secara geologis, maka setiap lempeng tektonik dapat menyebabkan masalah yang signifikan dan memengaruhi kelayakan.
Ketika kecepatan meningkat, aliran di sekitar kendaraan dapat meningkat mencapai kecepatan suara. Hal ini berdampak pada munculnya suara yang keras, peningkatan tekanan, peningkatan getaran, dan kesulitan dalam mengontrol laju kereta.
Terkait hal ini, Elon Musk mengusulkan penambahkan kompresor besar di bagian depan kereta hyperloop. Dengan cara ini, udara dari depan kereta akan terdorong ke belakang.
Baca Juga: Rusak Perkebunan Warga, Gajah Kerdil di Borneo Ditembak Mati
Source | : | BBC |
Penulis | : | Mar'atus Syarifah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR