“Sebagai contoh, di Taman Nasional Gorongosa, ada beberapa ekor gajah yang kehilangan seluruh belalainya. Ada juga yang kehilangan setengah,” imbuhnya.
Perangkap biasanya dimaksudkan untuk menyasar hewan kecil demi daging dan kulitnya. Namun, tanpa sadar, gajah pun menjadi korban.
“Belalai yang tersangkut di perangkap akan putus. Sementara, benda tajam dalam jebakan akan terus menempel di kaki gajah dan membuatnya pincang,” kata Wittemyer.
Selain itu, kedua peneliti ini setuju bahwa anak gajah mungkin menjadi korban predator di Kruger. Tak dapat dipungkiri bahwa ia dikelilingi oleh ‘mulut-mulut buas yang kelaparan’.
Bertahan hidup
Luka pada belalai anak gajah tersebut cukup parah. Namun, Poole telah melihat beberapa gajah dengan masalah yang sama, menunjukkan adaptasi yang sangat baik selama ini.
Misalnya, mereka hanya memakan daun dari pohon yang sejajar dengan kepalanya, berlutut untuk minum langsung dari mulut, bahkan meminta bantuan dari gajah lainnya.
Baca juga: Delapan Cara Mudah untuk Bertahan Hidup Jika Bencana Alam Menyerang
Ada laporan yang menunjukkan bagaimana gajah tanpa belalai bisa bertahan hidup karena menerima makanan dari gajah dewasa lainnya.
Pada kasus lain, seekor gajah normal juga diketahui rela menyemprotkan air ke mulut salah satu anggota kawanannya yang terluka dan kehilangan belalai.
“Saya rasa, intinya adalah kita tidak boleh berasumsi bahwa anak gajah itu tidak akan selamat. Mungkin, dia akan mengalami kesulitan, tapi gajah-gajah lainnya mungkin akan membantu. Gajah sangat fleksibel dan mereka mudah beradaptasi,” pungkas Poole.
Source | : | Jason Bittel/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR