Nationalgeographic.co.id – Dapatkah seekor gajah bertahan hidup tanpa belalainya? Bagi anak gajah di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, ini bukanlah pertanyaan hipotetis, melainkan sebuah eksperimen.
Gambar dan video yang dipublikasikan minggu ini, menunjukkan seekor anak gajah dengan ‘hidung’ pendek di mana belalainya seharusnya berada.
Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa bayi gajah tersebut bisa kehilangan belalainya – apakah karena predator atau perangkap. Namun, yang pasti, masalah ini harus diperhatikan dengan serius.
Belalai gajah dapat digunakan untuk bernapas, mandi, membawa air ke mulutnya, serta mengambil sesuatu untuk dimakan. Bagi gajah dewasa, belalainya mampu mengangkat beban lebih dari 700 pounds, berkat 40 ribu susunan ototnya (sebagai perbandingan, manusia hanya memiliki 600 otot di seluruh tubuh).
Baca juga: Tak Bisa Lagi Berenang, Naga Laut Ini Gunakan 'Ban Pelampung'
Menurut George Wittemyer, ahli gajah dari Colorado State University, belalai juga bermanfaat untuk melakukan kontak sosial.
Mengingat semua kegunaan tersebut, Wittemyer mengatakan, bayi gajah di Taman Nasional Kruger tersebut mungkin tidak bisa tumbuh dewasa tanpa belalainya.
Namun, Joyce Poole, pendiri ElephantVoices – organisasi yang bertujuan mempelajari dan membela hak-hak gajah – tidak ingin mengambil kesimpulan secepat itu. Menurutnya, masih ada harapan bagi anak gajah tanpa belalai tersebut.
“Tampaknya luka di belalainya telah sembuh. Dia sekarang dalam kondisi sangat baik dan tidak kurus. Anak gajah itu mendapatkan nutrisi yang bagus,” katanya.
Ancaman perangkap dan hewan buas
Kasus gajah yang kehilangan belalainya bukan hal baru di Afrika Selatan. “Ini sering terjadi mengingat perangkap dibuat di beberapa titik,” kata Poole.
“Sebagai contoh, di Taman Nasional Gorongosa, ada beberapa ekor gajah yang kehilangan seluruh belalainya. Ada juga yang kehilangan setengah,” imbuhnya.
Perangkap biasanya dimaksudkan untuk menyasar hewan kecil demi daging dan kulitnya. Namun, tanpa sadar, gajah pun menjadi korban.
“Belalai yang tersangkut di perangkap akan putus. Sementara, benda tajam dalam jebakan akan terus menempel di kaki gajah dan membuatnya pincang,” kata Wittemyer.
Selain itu, kedua peneliti ini setuju bahwa anak gajah mungkin menjadi korban predator di Kruger. Tak dapat dipungkiri bahwa ia dikelilingi oleh ‘mulut-mulut buas yang kelaparan’.
Bertahan hidup
Luka pada belalai anak gajah tersebut cukup parah. Namun, Poole telah melihat beberapa gajah dengan masalah yang sama, menunjukkan adaptasi yang sangat baik selama ini.
Misalnya, mereka hanya memakan daun dari pohon yang sejajar dengan kepalanya, berlutut untuk minum langsung dari mulut, bahkan meminta bantuan dari gajah lainnya.
Baca juga: Delapan Cara Mudah untuk Bertahan Hidup Jika Bencana Alam Menyerang
Ada laporan yang menunjukkan bagaimana gajah tanpa belalai bisa bertahan hidup karena menerima makanan dari gajah dewasa lainnya.
Pada kasus lain, seekor gajah normal juga diketahui rela menyemprotkan air ke mulut salah satu anggota kawanannya yang terluka dan kehilangan belalai.
“Saya rasa, intinya adalah kita tidak boleh berasumsi bahwa anak gajah itu tidak akan selamat. Mungkin, dia akan mengalami kesulitan, tapi gajah-gajah lainnya mungkin akan membantu. Gajah sangat fleksibel dan mereka mudah beradaptasi,” pungkas Poole.
Source | : | Jason Bittel/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR