Nationalgeographic.co.id - Buaya memiliki cara tersendiri untuk bereproduksi. Banyak faktor memengaruhi proses ini dan salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah kondisi cuaca.
John Lever, pemilik Koorana Crocodile Farm di Queensland mengatakan bahwa tanpa adanya badai petir dan guntur, buaya akan sulit untuk mencari pasangannya. Karena itu, buaya sangat bergantung pada cuaca.
Biro Meteorologi memperkirakan, untuk wilayah Queensland tengah dan beberapa negara dari bagian tersebut akan mengalami kekeringan selama sisa tahun ini.
Baca Juga : Laporan PBB: Satu Anak di Dunia Meninggal Setiap Lima Detik
Lever juga mengatakan kekhawatirannya mengenai jumlah produksi telur hewan ini. Kekeringan dalam wilayah itu dinilai berpengaruh terhadap kesuburan dan jumlah telur. "Hujan sangat penting dan dibutuhkan pada awal musim hujan," ungkap Lever.
"Tanpa adanya awal yang baik dan cepat, kita hanya bisa mencapai 50 persen produksi saja," ungkap Lever, seperti dilansir dari ABC News, Rabu (19/9/2018).
Bila sampai bulan November atau Desember hujan tidak turun, maka mereka harus mengondisikan berbagai hal untuk mendorong agar buaya-buaya tersebut dapat bertelur lebih banyak.
Lebih lanjut Lever mengungkapkan bahwa tidak banyak yang dapat mereka lakukan untuk meringankan dampak kekeringan. Mereka bahkan pernah mencoba memainkan lagu Fifth Beethoven untuk buaya tersebut.
Hal ini dilakukan untuk merangsang para buaya agar mau kawin. Namun, semua usaha yang pernah dicoba tidak membuahkan hasil. Keadaan pun berubah ketika badai petir menyambar wilayah tersebut.
"Ketika sedang mengalami tahun kekeringan, perburuan mereka akan berkurang dan teritorialitas mereka menjadi lebih sedikit," tambahnya.
Baca Juga : Menyedihkan, Anjing dan Kucing Dibakar Hidup-hidup di Pasar Tomohon
Para buaya jantan yang ada di alam liar akan keluar untuk mencari betina. Ketika buaya tersebut telah berada di teritorial yang tinggi, maka buaya tersebut akan meningkatkan wilayahnya sehingga mereka dapat menemukan lebih banyak betina.
Saat itulah para peternak menemukan mereka di tempat-tempat yang tidak biasa.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | abc net |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR