Dalam penelitian terbaru disebutkan bahwa manusia mungkin telah hidup berdampingan dengan burung gajah selama ribuan tahun.
"Penelitian kami memberikan bukti aktivitas manusia di Madagaskar lebih dari 6.000 tahun lebih awal dari dugaan sebelumnya," ujar Hansford.
Hansford menambahkan bila manusia tampaknya telah hidup berdampingan dengan burung gajah dan spesies lain yang sudah punah selama lebih dari 9.000 tahun.
Meskipun demikian, masih ada pertanyaan yang harus dijawab mengenai manusia purba Madagaskar.
"Kami tahu bahwa pada akhir Zaman Es, ketika manusia hanya menggunakan alat-alat batu, ada sekelompok manusia yang tiba di Madagaskar," ungkap rekan penulis studi Profesor Patricia Wright dari Stony Brook University.
Dalam sebuah pernyataan, para ilmuaan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui asal usul orang-orang tersebut dan mereka akan berusaha untuk menemukan bukti arkeologi. Namun, mereka tidak menemukan bukti adanya gen orang-orang tersebut dalam populasi modern.
Dan pertanyaannya masih sama, siapa orang-orang ini, serta kapan dan mengapa mereka menghilang?
Rawa di mana tulang-tulang itu ditemukan berisi sejumlah besar sisa-sisa hewan purba. Para ahli berspekulasi bahwa lokasi penemuan tersebut mungkin telah menjadi tempat pembunuhan utama di mana manusia prasejarah membantai mangsanya. Akan tetapi, mereka mengatakan bahwa penelitian ini perlu dikaji lebih dalam.
Baca Juga : Lahan Dan Hutan di Gunung Ciremai Terbakar, Bagaimana Kondisinya?
Sebelumnya, pada awal tahun ini, Buffalo Museum of Science di Buffalo, NY mengungkapkan bahwa telur burung gajah langka dalam koleksinya telah salah label selama beberapa dekade. Telur itu secara keliru diberi label sebagai replika.
Selain itu, para arkeolog di Austria juga menemukan tempat pembunuhan mengerikan di mana orang-orang Zaman Batu pernah membantai mammoth. Tempat ini ditemukan saat pembangunan bypass baru di Drasenhofen, di perbatasan Ceko yang berisi gading dan tulang mamoth. Jejak ini telah dikubur antara 18.000 dan 28.000 tahun yang lalu.
Source | : | Fox News |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR