Menurut penelitian terbaru, burung harus belajar terbang lagi setelah nenek moyang mereka musnah akibat serangan meteor yang membunuh para dinosaurus.
Bencana dahsyat yang terjadi 66 juta tahun lalu tersebut tidak hanya memusnahkan Tyrannosaurus rex dan kelompoknya saja, tetapi juga burung-burung yang hidup di pohon.
Saat hutan di seluruh dunia terbakar, makhluk bertengger itu lenyap. Satu-satunya jenis burung yang selamat adalah spesies yang tidak bisa terbang dan tinggal di tanah. Para peneliti yakin, burung yang ada saat ini, merupakan keturunan mereka yang awalnya tak bisa terbang itu.
Baca juga: Fosil Ini Ungkap Kelompok Mamalia Purba dan Terbelahnya Benua Pangaea
“Akhir periode Cretaceous merupakan kepunahan massal kelima. Kini, kita berada di kepunahan keenam,” kata dr. Regan Dunn, pemimpin penelitian dan palaeontolog dari Field Museum Chicago.
Meteor seluas 9 mil yang menghantam Bumi -- tepatnya di tepi pantai Meksiko – melepaskan Sembilan kali energi lebih banyak dibanding bom atom.
Puing-puing panas yang berasal dari langit, diperkirakan memicu kebakaran hutan di seluruh dunia. Perlu waktu ratusan hingga ribuan tahun bagi hutan untuk pulih kembali.
Jejak fosil dari Selandia Baru, Jepang, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bukti deforestasi massal.
“Melihat jejak fosil tanaman dan burung, ada banyak bukti yang memperlihatkan bahwa kanopi hutan runtuh. Burung yang bisa terbang punah karena tidak ada lagi tempat bertengger,” papar dr. Dunn.
Baca juga: Hutan Araucaria, 'Fosil Hidup' yang Ditanam Manusia Kuno Amerika
Dr. Daniel Field, rekan peneliti dari University of Bath, menambahkan: “Kami menyimpulkan bahwa hilangnya hutan sementara akibat hantaman meteor tersebut menjelaskan mengapa burung-burung arboreal tidak mampu bertahan hidup di peristiwa kepunahan.
Nenek moyang burung arboreal tidak bergerak ke arah pohon sampai hutan benar-benar pulih.
“Saat ini, burung merupakan kelompok hewan vertebrata teresterial yang paling beragam dan tersebar luas di seluruh dunia – ada sekitar 11 ribu spesies hidup. Hanya segelintir garis keturunan yang berhasil selamat dari kepunahan massal 66 juta tahun lalu. Dan semua keanekaragaman burung hidup yang ada saat ini bisa ditelusuri kembali ke nenek moyang yang selamat tersebut,” paparnya.
Source | : | Jane Dalton/The Independent |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR