Bumi kita teramat tua. Berdasarkan estimasi umur bebatuan tertua, planet yang kita huni ini diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Banyak peneliti dari seluruh belahan dunia menggunakan ilmu astronomi, geologi, kimia, biologi, arkeologi, dan bidang sains lainnya menelusuri gambaran yang lebih baik mengenai apa yang terjadi saat planet Bumi terbentuk serta kemunculan dan kepunahan kehidupan di dalamnya.
Bumi kita terbentuk dari ledakan dahsyat sekitar 13,8 miliar tahun lalu yang dikenal dengan Teori Big Bang. Ledakan tersebut menghasilkan debu dan awan hidrogen yang makin lama semakin padat. Gumpalan terbesar menjadi bintang dan yang lebih kecil menjadi planet yang ada sekarang ini, salah satunya adalah Bumi.
Beberapa peneliti mempercayai selang 600-700 juta tahun kemudian atau sekitar 3,9-3,8 miliar tahun lalu, hujan meteor membombardir Bumi dengan membawa serta air dan asam amino dalam jumlah yang banyak.
(Baca juga: Ilmuwan: Kepunahan Massal Mulai Terjadi Pada Tahun 2100)
Adanya air dan asam amino memungkinkan muncul cikal bakal kehidupan, bakteri bersel tunggal. Sejak saat itu makhluk hidup pun tumbuh semakin kompleks.
Pakar geologi membagi periode sejak terbentuknya Bumi hingga sekarang menjadi beberapa masa, berdasarkan perubahan yang terjadi di masing-masing era.
Saat ini, kita berada di masa Holosen, atau masa baru, yang dimulai kira-kira 11.700 tahun lalu ketika Zaman Es berakhir.
Belakangan, beberapa peneliti berpendapat sejak dimulainya uji coba bom nuklir pada 1950 dan ledakan populasi manusia memasuki masa baru, yang dinamai Antroposen (masa manusia). Pertumbuhan manusia naik signifikan. Mereka berpendapat dengan lebih dari 7 miliar jiwa, aktivitas manusia mempengaruhi secara drastis perubahan alam dan kepunahan beberapa spesies binatang liar.
Kepunahan makhluk hidup bukan hal yang baru di Bumi. Kejadian ini memang terjadi secara alami, sejak pertama kali kemunculan makhluk hidup hingga sekarang.
Dari sekian banyaknya periode kepunahan yang terjadi, peninggalan fosil menunjukkan setidaknya ada lima periode yang ditandai penurunan populasi makhluk hidup secara drastis hingga layak dikategorikan sebagai peristiwa kepunahan massal.
Memasuki awal hingga pertengahan Zaman Ordovisum, kondisi Bumi saat itu masih hangat dengan kelembapan atmosfer yang ideal buat kehidupan. Memasuki Zaman Akhir Ordovisium (sekitar 443 juta tahun yang lalu), semuanya berubah secara ekstrem, ketika benua tua Gonwana mencapai kutub selatan. Suhu turun secara drastis dan es pun terbentuk di mana-mana, menurunkan permukaan air laut.
Penyebab kepunahan yang terjadi di zaman es ini karena berkurangnya kandungan karbon dioksida di atmosfer dan lautan. Keadaan ini menyebabkan jumlah tumbuh-tumbuhan menurun drastis karena kegagalan fotosintesis.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR