Selain penyakit, melakukan kontak dengan dunia luar artinya membuka ruang bagi kekerasan.
Sebagai contoh, sepuluh anggota suku pedalaman di Amazon pernah dianiaya hingga mati oleh para penambang yang ingin menguasai tanah mereka.
Alasan peneliti memilih tidak melakukan kontak dengan suku terasing
Hingga 1980-an, pemerintah Brasil mencoba membangun hubungan yang damai dengan suku pedalaman. Tujuannya adalah memperkenalkan anggota suku dengan masyarakat umum dan alat-alat modern sehingga harus membawa mereka keluar dari area. Sayangnya, cara tersebut berpotensi menimbulkan infeksi virus dan kekerasan.
Saat ini, kehidupan suku terasing di Brasil berada di bawah pengawasan dan perlindungan FUNAI.
Baca Juga : Iki Palek, Tradisi Potong Jari Sebagai Tanda Kehilangan dan Kesetiaan
Para petugas di FUNAI menghindari kontak dengan mereka untuk memastikan penyakit tidak tersebar sehingga para anggota suku dapat melanjutkan hidup tanpa rasa takut.
Namun, Robert Walker, antropolog dari University of Missouri, khawatir dengan cara yang diterapkan oleh FUNAI itu. Menurutnya, tanpa kontak dari FUNAI pun, suku terasing sudah mendapat ancaman dari para penambang, penebang, dan pemburu.
“Saya khawatir, jika kita hanya pasrah dengan strategi ‘membiarkan mereka sendiri’, pada akhirnya ancaman eksternal yang akan menang dan orang-orang ini bisa punah,” pungkasnya.
Source | : | News.com.au |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR