Nationalgeographic.co.id - Menjelang musim penghujan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat agar mewaspadai terjadinya banjir bandang di beberapa titik, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Papua, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Maluku Utara.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa banjir terjadi akibat wilayah hulu sungai menyempit dan terjadi longsoran akibat curah hujan yang ekstrem. Bahkan, ketika terjadi longsor, pohon-pohon yang tumbang menyumbat puluhan titik di hulu sungai.
Baca Juga : 5 Hal yang Mungkin Tidak Pernah Anda Ketahui Mengenai Air Asin
Selain itu, adanya akumulasi curah hujan yang tinggi juga membuat terjadinya banjir bandang.
"Akhirnya sumbatan itu jebol dan mengalir dengan cepat ke bawah sampai ke kaki lereng. Jangkauan aliran banjir bandang dapat mencapai beberapa kilometer dari arah hulu,"kata Dwikorita, melansir Kompas.com, Kamis (18/10/2018).
Dwikorita menambahkan, secara keilmuan, banjir bandang dikontrol oleh tiga kondisi.
Yang pertama, kondisi geologi yang terjadi pada daerah hulu yang berasal dari sungai-sungai yang mengalir di zona pegunungan dengan tektonik aktif, berkaitan dengan kondisi patahan aktif dan kekar-kekar yang membentuk pegunungan dan lembah-lembah sungai.
Baca Juga : Mana yang Lebih Baik, Sering-Sering Potong Rambut atau Jarang?
Kedua, kondisi seismisitas atau kegempaan dengan kekuatan magnitudo berkisar 2.5 - 4.
Terakhir, adanya curah hujan ekstrem di atas 50 mm yang memicu terjadinya banjir bandang.
Melihat hal ini, BMKG meminta agar masyarakat terus waspada terhadap ancaman banjir bandang terutama bagi mereka yang tinggal di sepanjang aliran sungai.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR