Nationalgeographic.co.id - Lapizan ozon sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di Bumi. Perlu diketahui, bila ozon semakin menipis maka ia tidak dapat melindungi Bumi dari sinar ultraviolet yang menyebabkan kanker kulit, masalah kesehatan mata, dan kerusakan tanaman.
Lapisan ozon telah menipis sejak akhir tahun 1970-an. Dan pada 1980-an, para ilmuwan melihat sebuah lubang besar pada lapisan ozon di Kutub Selatan.
Lapisan ozon semakin rusak akibat bahan kimia buatan manusia yang disebut chlorofluorocarbons (CFC)--berasal dari semprotan aerosol, udara dari lemari es pendingin ruangan (AC).
Baca Juga : Ketika Ponsel Pintar Semakin Pintar, Fotografer pun Diuntungkan
Tahun 1990-an, kondisi ozon semakin memburuk. Sepuluh persen lapisan di bagian atasnya telah habis.
Sejak itu, Protokol Montreal--sebuah perjanjian international--yang diikuti 180 negara melarang penggunaan produk-produk yang menggandung CFC.
Dalam penandatanganan protokol, negara-negara tersebut setuju untuk menghapus bahan kimia seperti CFC.
Meski perjanjian ini membuahkan hasil di mana lapisan ozon semakin membaik, tetapi, menurut Brian Toon, Profesor Departemen Ilmu Atmosfer dan Kelautan dari University of Colorado, ini belum sepenuhnya berhasil.
"Saat ini, kami fokus pada titik awal pemulihan," katanya sambil menunjuk beberapa area ozon yang belum diperbaiki.
Baca Juga : Laut Dunia Memanas dengan Cepat, Ini Dampak yang Akan Terjadi
Dalam sebuah konferensi di Quito, Ekuador, laporan Perserikatan Bangsa-bangsa juga menyampaikan bahwa lapisan ozon semakin membaik.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa lapisan ozon bagian atas belahan Bumi Utara akan membaik pada tahun 2030 dan lubang ozon di Antartika akan sembuh pada tahun 2060.
"Ini benar-benar kabar baik," kata Paul Newman, Kepala Ilmuwan Bumi di NASA’s Goddard Space Flight Center.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR