Nationalgeographic.co.id - Praktik diskriminasi harga adalah sesuatu yang legal di Australia dan banyak negara lain. Praktik ini memperbolehkan penjual menawarkan harga yang berbeda kepada pembeli dengan asumsi bahwa ada orang yang mau membayar harga tersebut.
Meskipun praktik ini dilarang di Indonesia karena melanggar hukum persaingan Indonesia (Pasal 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999), masih banyak orang Indonesia yang menjadi korban praktik ini. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang menggunakan agen perjalanan online.
Ada beberapa hal yang lebih menjengkelkan dibanding menghabiskan banyak uang untuk membeli sesuatu. Hal itu adalah mengetahui bahwa ada orang lain yang mendapatkan sesuatu yang sama dengan Anda dengan harga yang lebih murah.
Hal ini sering terjadi pada tiket pesawat. Anda pergi ke situs web yang sama, mencari maskapai yang sama, memilih baris kursi yang sama dengan persyaratan yang sama, tetapi Anda ditawarkan dengan harga yang berbeda tergantung waktu dan tempat Anda melakukannya. Mengapa?
Baca Juga : Peneliti Temukan Sisa Benua Kuno Tersembunyi di Bawah Es Antartika
Ini sering terjadi akibat adanya praktik diskriminasi harga. Hal ini terjadi ketika penjual menawarkan harga yang Anda bersedia bayar. Tentu saja, tawaran itu diberikan di angka yang menurut para penjual wajar.
Ketika kita berbicara mengenai harga tiket pesawat, ada dua tingkat diskriminasi harga, keduanya didorong oleh algoritme. Pertama, ada diskriminasi harga oleh maskapai penerbangan. Harga maskapai biasanya dinamis. Yaitu, harga yang lebih tinggi untuk penerbangan paling populer. Lalu ada platform perantara, seperti agen perjalanan atau situs web perbandingan harga, yang dapat memperkenalkan tingkat diskriminasi harga lebih lanjut.
Bagaimana hal tersebut bekerja
Situs web membuat cookies yang merekam interaksi antara pengguna dan situs web. Seringkali ada penanda dan rambu lain yang dibuat. Dari hal ini, penyedia situs web dapat memperoleh informasi, seperti jenis pencarian dan jenis perangkat yang digunakan. Penyedia penjualan penerbangan menggunakan informasi ini untuk menentukan harga yang ditawarkan kepada pelanggan.
Misalnya, jika pengguna yang sama memeriksa situs web beberapa kali untuk penerbangan pada waktu tertentu dan pada tanggal tertentu, penyedia mungkin menganggap ini adalah satu-satunya waktu dan tanggal yang diminati pengguna. Mereka kemudian merespons dengan meningkatkan harga yang ditawarkan. Alternatif lain, mungkin mengurangi harga untuk mendapatkan pembeli.
Menghapus cookie atau menggunakan mesin pencari yang tidak berbagi riwayat pencarian (seperti Duck Duck Go ) dapat mengurangi efek ini.
Diskriminasi harga adalah legal
Di Australia, seperti di banyak negara, diskriminasi harga adalah legal. Penjual biasanya akan menawarkan harga berdasarkan pada kemungkinan seseorang akan membeli. Anda dapat melihat ini terjadi pada saat jual beli barang bekas. Memang, diskriminasi harga yang sempurna dapat berarti bahwa tidak ada dua orang yang membayar harga yang sama untuk produk atau layanan yang sama.
Ada beberapa cara berpikir berbeda mengenai hal ini.
Baca Juga : Terbangun Sebelum Alarm Berbunyi? Bukan Mistis, Ini Penjelasannya
Di satu sisi, ini adalah bagaimana pasar beroperasi. Jika pembeli dan penjual beroperasi dengan cara yang mementingkan diri sendiri, maka akan muncul hasil yang efisien yang baik untuk semua orang–ini adalah konsep “tangan tak terlihat (the invisible hand) ”. Tentu saja, ini tidak mencegah orang merasa dirugikan.
Pasar juga dapat menyediakan perantara. Daripada membayar harga yang diminta maskapai, Anda bisa meminta perantara untuk membeli untuk Anda dengan harga lebih murah. Lagi pula, Anda mungkin tidak keberatan membayar lebih dari harga minimum yang tersedia, asalkan masih masuk akal. Dalam pencarian maskapai, terdapat jenis layanan yang ditawarkan seperti SkyScanner.
Keterbatasan
Ada masalah hukum yang membatasi penggunaan diskriminasi harga–seperti jika penjual terlibat dalam diskriminasi yang sebenarnya. Di Australia, kika sebuah situs web mendiskriminasi kelompok yang dapat diidentifikasi, contohnya dengan mengenakan biaya lebih kepada wanita dengan nama keluarga Italia, hal tersebut berisiko melanggar UU Anti Diskriminasi Ras.
Keterbatasan lain adalah potensi serangan media sosial, yang dapat menyebabkan kerusakan reputasi. Amazon mengeluarkan pernyataan menyangkal bahwa ia terlibat dalam diskriminasi harga, setelah pelanggan marah karena mereka menemukan telah dikenakan harga yang berbeda dalam produk yang sama. Platform yang terlibat secara khusus dalam penjualan maskapai penerbangan belum mengungkapkan apakah mereka terlibat dalam diskriminasi harga, tetapi mereka kemungkinan berisiko terhadap reaksi pelanggan serupa.
Pada akhirnya, jika Anda ingin mendapatkan kesepakatan yang lebih baik pada tiket pesawat Anda, jawabannya tetap adalah untuk berkeliling mencari harga yang terbaik. Dan menggunakan layanan perbandingan harga, membersihkan cookie dari cache browser Anda, dan meninggalkan beberapa jejak digital sesedikit mungkin akan menghasilkan penawaran terbaik.
Rob Nicholls, Senior lecturer in Business Law, UNSW
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR