Jalan keluar lain adalah ‘BikeBuses’ yang dapat membantu pesepeda menempuh jarak yang panjang, kata Lusk. Di beberapa tempat, seperti Lake District, Inggris, sejumlah bus dirancang untuk membawa sepeda.
!break!Sementara lampu hijau di persimpangan seharusnya dirancang agar pesepeda dan pejalan kaki didahulukan; pesepeda seharusnya juga mendapatkan petunjuk khusus untuk melintas di depan, kata Vallianatos. Di Kopenhagen, lampu sudah menjadi hijau saat pesepeda mendekati persimpangan, sehingga mereka menerima "lambaian hijau". Dan ketika mereka menunggu lampu merah, terdapat tempat khusus untuk mengistirahatkan kaki.
Di Trondheim, Norwegia, juga terdapat jalan keluar untuk bersepada di bukit curam (jika pesepeda memang tidak begitu suka mendaki). Pada lift sepeda Trampe, pesepeda memencet tombol start dan pijakan kaki akan muncul mendorong mereka ke depan, sementara kaki yang lainnya tetap di pedal. Setelah itu kita tinggal menjaga keseimbangan.
Untuk menciptakan ruang yang lebih luas untuk sepeda, kendaraan harus memberikan tempat parkirnya dan pindah ke garasi parkir di wilayah permukiman. Dan jika memang "mendahulukan sepeda", kita bisa membuat tempat parkir begitu mahalnya dan hanya tersedia untuk waktu terbatas, sehingga "kita tetap bisa memiliki dan menggunakan mobil...tetapi ini bukanlah pilihan yang mudah, murah dan nyaman" kata Andy Clarke, pimpinan League of American Bicyclists, kelompok penggemar sepeda yang telah berumur 135 tahun.
Sementara penyediaan prasarana umum bagi pesepeda adalah suatu keharusan, para penanam modal juga berharap teknologi baru akan membuat bersepeda lebih aman dan menyenangkan. Sejauh ini terdapat sejumlah aplikasi telepon genggam untuk membantu pesepeda; sebagian menunjukkan jalur yang tercepat dan teraman untuk mencapai tujuan, yang lainnya membantu memberikan informasi tentang lubang jalan, atau membantu mencegah pencurian sepeda.
Teknologi sepeda telah melangkah lebih dari sekedar aplikasi. Perusahaan Swedia Hovding merancang helm sepeda yang dapat mengembang, seperti kantong udara. Kini semakin banyak kendaraan yang memiliki sensor yang dapat mengetahui keberadaan pejalan kaki dan pesepeda, dan secara otomatis mengerem atau menghindar jika mereka terlalu dekat.
Sepeda sendiri menjadi lebih pintar. Perusahaan teknologi Baidu yang terkenal sebagai mesin pencari internet terbesar Cina, bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Tsinghua, Beijing untuk mengembangkan sepeda pintar Dubike, yang membawa sensor pengumpul data frekuensi pedal, kecepatan dan tingkat detak jantung. Sama seperti panel indikator mobil, sepeda memiliki panel navigasi yang ditaruh di stang, menunjukkan jalur terbaik untuk mencapai tujuan. Saat kita mengayuh, energi kinetik berubah menjadi listrik untuk mengoperasikan sensor. Data ini disesuaikan dengan telepon pintar yang dapat dibagikan di jaringan sosial kita.
Sepeda lain buatan perusahaan Kanada, Vanhawks, memberikan isyarat waspada dan arah tujuan. Lewat sambungan ke GPS telepon genggam, hal ini memberikan arah dengan bantuan LED di stang. Sensor ultrasonik memberitahu benda yang tidak diketahui pesepeda sehingga jika muncul kemungkinan bahaya, stang akan bergetar.
Muncul juga usaha membuat sepeda lebih diketahui kehadirannya. Cycl di London misalnya mengembangkan indikator di stang. "Kami bertujuan membuat sepeda menjadi mobil, menjadikannya sama dengan kendaraan lain," kata pimpinan Cycl, Agostino Stilli. Langkah selanjutnya adalah menghubungkan indikator ke perangkat lunak pemetaan, agar dapat berkedip.
Dorongan terbesar untuk membuat bersepeda aman muncul dari Internet of Things – di mana benda sehari-hari memiliki sensor, komponen pintar dan konektivitas. Di Uni Eropa, para peneliti proyek Vruits mengkaji apakah sepeda dapat berhubungan dengan prasarana jalan dan kendaraan bermotor. Percobaan di Helmond, Belanda berusaha mencari tahu apakah kendaraan dan sepeda dapat saling memperingatkan kemungkinan terjadinya tabrakan.
Apakah ini semua akan membuat kita meninggalkan kenyamanan mobil dan menaiki sadel sepeda saat hujan? Woolsgrove meyakini ini adalah masalah kebiasaan. "Begitu bersepeda menjadi alat transportasi utama, hanya cuaca yang sangat buruk yang akan mengubah kebiasaan yang sudah terbentuk," katanya. Penduduk Denmark, bersepeda dalam keadaan yang lebih dingin daripada London, sementara di Australia bersepeda adalah suatu pengecualian.
Pada akhirnya, kata Benedicte Swennen dari Urban Mobility Officer di Federasi Pesepeda Eropa, “hanya pelari dan pesepeda yang menyadari dan mengetahui hujan tidak begitu sering terjadi”.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR