Ribuan orang di Swedia telah memasukkan mikrocip dalam tubuh mereka yang bisa berfungsi sebagai kartu kredit, kunci, hingga tiket kereta.
Saat cip sudah berada di bawah kulit, Anda tidak perlu lagi khawatir ketika lupa membawa kartu atau dompet. Namun, bagi sebagian orang, memasukkan mikrocip dalam tubuh ini dianggap sebagai ide yang buruk dibanding praktis.
Banyak yang menduga bahwa kesejahteraan Swedia menjadi penyebab munculnya tren baru tersebut. Namun sebenarnya, faktor di balik 3500 penduduk yang memasang mikrocip dalam tubuh tersebut, lebih kompleks dari yang Anda bayangkan.
Baca juga: Video Assistant Referee, Teknologi Mata Ketiga Wasit Piala Dunia 2018
Fenomena ini merefleksikan biohacking unik di Swedia. Jika melihat ke bawah permukaan, hubungan cinta Swedia dengan semua hal berbau digital, jauh lebih dalam dari sekadar mikrocip.
Budaya biohacking
Istilah biohacker mengacu kepada ahli biologi amatir yang melakukan eksperimen biomedis di luar institusi tradisional seperti universitas, perusahaan medis, dan lingkungan ilmiah lainnya.
Sama seperti hacker yang membajak komputer, biohacker meretas apa pun yang terkait dengan biologis.
Biohacking juga merupakan budaya yang beragam dengan berbagai subkelompok – semuanya dengan tipe minat, tujuan, dan ideologi yang berbeda.
Namun, di antara keragaman tersebut, ada dua kelompok utama: wetware hackers dan transhumanis.
Wetware hackers merupakan ahli biologi warga yang membangun perlengkapan laboratorium dari alat-alat rumah tangga. Mereka menerapkan hal yang disebut “ilmu hemat”, di mana mereka menemukan solusi murah untuk meningkatkan standar kehidupan banyak orang di negara berkembang.
Ilmuwan ini juga telah melakukan banyak eksperimen menarik, seperti memodifikasi tanaman menjadi lampu pijar atau membuat bir dari ganggang.
Source | : | Science Alert,The Conversation |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR