Jelajahi Warisan Budaya Melayu di Pulau Penyengat nan Memikat

By Agni Malagina, Jumat, 1 Februari 2019 | 13:00 WIB
Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat tampak dari foto udara. (Feri Latief)

“Kalau kita keliling Penyengat, tak cukup sehari, banyak cerita!” ujar Raja Farul, pegiat pariwisata Tanjungpinang yang membawa saya berkeliling. "Ini wisata sejarah budaya seni tradisi!" tegas Farul. 

Ayo ikuti perjalanan saya menjelajahi Pulau Penyengat dalam sehari. Sekadar info, Anda bisa mejelajahi Pulau Penyengat dengan berjalan santai, naik sepeda, atau becak motor. Lantas Apa saja yang bisa kita jumpai di Pulau Penyengat?

1. Masjid Raya Sultan Riau Penyengat

Masjid Raya Sultan Riau Penyengat menjadi salah satu daya tarik utama Pulau Penyengat bagi peziarah, peneliti maupun pengunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara. (Agni Malagina)

Masjid ini mulai dibangun pada 1 Syawal 1249 H (1832), pada masa Raja Abdurrahman Yang Dipertuan Muda VII—memerintah pada tahun 1831–1844. Konon, salah satu bahan utama yang digunakan untuk membangun masjid ini adalah putih telur.

Masjid ini juga menjadi tempat penyimpanan ratusan naskah kuno berupa Kitab Kuning, Al Quran tulisan tangan dan naskah lainnya yang sering menjadi penelitian para filolog Indonesia maupun asing.

2. Gedung Tabib

Gedung ini sangat instagramable karena tak lagi beratap, hanya tersisa kerangka bata dan pohon bayan yang merambat di dindingnya.

Dahulu gedung ini merupakan tempat tinggal Raja Daud bin Raja Ahmad bin Raja Haji Fisabilillah yang juga seorang tabib pengobatan cara Melayu, serta penulis Risalah Ilmu Tabib dan Rumah Obat di Pulau Penyengat.

3. Istana Ali Marhum Kantor atau sering disebut Istana Kantor.

Gedung Kantor merupakan salah satu situs Cagar Budaya Nasional di Pulau Penyengat. (Agni Malagina)

Tilas tempat kediaman Raja Ali bin Raja Jakfar atau yang dikenal dengan gelar Yang Dipertuan Muda VIII Riau Lingga memerintah tahun 1844–1857.