Pitkänen menjelaskan bahwa makanan ini akan bermanfaat di daerah yang rawan kelaparan atau daerah padang pasir. Tanpa mengeluarkan biaya yang besar, mereka bisa mendapatkan makanan bergizi.
Mesin yang digunakan juga bekerja secara independen dari faktor lingkungan. Artinya dalam proses pengolahan, makanan ini tidak bergantung pada kondisi tertentu untuk mempertahankan gizinya, menurut Jero Ahola—profesor di LUT.
Kedua, makanan ini dapat menurunkan emisi global. Dengan adanya hal ini, permintaan akan makanan ternak dan hasil panen akan berkurang. Saat ini, industri daging menyumbang 14 hingga 18 persen emisi gas rumah kaca global dan menyita lahan yang seharusnya dapat digunakan untuk tujuan lain.
Baca Juga : Jelang Ujian Nasional, Konsumsi Makanan Ini untuk Bantu Kinerja Otak
Dengan adanya makanan dari listrik, jumlah pertanian yang tidak berkelanjutan akan berkurang, dengan metode nutrisi baru yang lebih murah dan terbarukan.
Di samping makanan bersumber listrik, ada solusi positif lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi kasus kelaparan, seperti budidaya daging atau peternakan serangga. Selain menghasilkan sedikit limbah, metode ini juga hanya membutuhkan sedikit energi.